TRIBUNNEWS UPDATE
Hari Tani Nasional, Ketua GMNI Tanggapi Krisis Regenarasi Petani: 50 Tahun Lagi Petani Bisa Punah
TRIBUN-VIDEO.COM - Masyarakat Indonesia memperingati Hari Tani Nasional setiap 24 September.
Namun, ironisnya yang terjadi banyak anak muda atau generasi selanjutnya mulai meninggalkan profesi petani .
Jika tren ini terus berlanjut akan berbahaya bagi Indonesia untuk 50 tahun mendatang, profesi petani terancam punah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna Putra Aldino pada Minggu (26/9/2021).
Baca: Mahar yang Diminta Terlalu Mahal, Gadis di Musi Rawas Dianiaya Petani
Dikutip dari Kompas.com, Arjuna menyoroti anak muda sekarang yang semakin sedikit terjun di dunia pertanian.
Profesi petani dianggap sebagai profesi orang tua.
Ia mengungkapkan rata-rata penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian adalah penduduk kelompok usia di atas 65 tahun.
“Sejumlah riset menyebutkan rata-rata petani usianya di atas 65 tahun. Kelompok usia produktif di bawah 45 tahun justru mengalami penurunan. Kita sudah mengalami krisis regenerasi petani. Ini yang harus kita refleksikan, karena 50 tahun ke depan jika berlanjut akan berbahaya bagi Republik ini," ungkap Arjuna.
Terkait alasan generasi muda tidak tertarik di sektor pertanian, Ia menilai ada dua penyebab.
Pertama, rendahnya kesejahteraan petani.
Baca: Tersinggung Ditegur, Petani di Lampung Utara Bunuh Penjaga Kebun hingga Korban Tewas di TKP
Hal itu ia jelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2020, rata-rata upah pekerja di sektor pertanian hanya mencapai Rp1,92 juta per bulannya.
Bahkan upah tersebut terendah di antara 17 sektor yang ada.
Hal itu membuat profesi sebagai petani diidentikkan dengan profesi orang miskin dan terbelakang.
Alasan kedua, Arjuna menerangkan semakin banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri dan real estate.
Menurut data, tahun 2009 tercata lahan persawahan seluas 8,1 juta hektare namun pada tahun 2019 lahan tersebut berkurang menjadi 7,46 juta hektare.
“Saat ini banyak lahan pertanian yang beralih menjadi industri dan real estate. Sawah terus menyusut dan ini berpotensi membuat profesi petani semakin punah," pungkasnya.
Lahan yang terus menyusut itu membuat profesi petani menjadi punah.
Baca: Aliansi Petani Sumbar Gelar Aksi di Depan Kantor Gubernur, Massa Menyuarakan Kesejahteraan Petani
Untuk itu, GMNI merekomendasikan kepada pemerintah untuk memperketat alih fungsi lahan pertanian subur dan produktif serta memberikan perlindungan harga di tingkat usaha tani.
“Pemerintah pusat harus menertibkan daerah yang tidak mengintegrasikan lahan pertanian produktif ke dalam RTRW mereka. Bahkan seringkali banyak manipulasi data. Pemerintah daerah enggan mempertahankan lahan sawah produktif, karena dianggap lebih menguntungkan jika dibangun menjadi pabrik, mall dan real eetate," tukasnya. (Tribun-Video.com/ TribunJakarta.com)
Baca juga berita terkait di sini
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Hari Tani Nasional, GMNI Soroti Krisis Regenerasi Petani
# TRIBUNNEWS UPDATE # petani # Hari Tani Nasional # Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) # regenerasi
Video Production: bagus gema praditiya sukirman
Sumber: TribunJakarta
Tribunnews Update
Anggap Meme Dirinya Ciuman dengan Presiden Prabowo Keblabasan, Jokowi Enggan Pidanakan Mahasiswi ITB
12 menit lalu
Tribunnews Update
Jokowi Blak-blakan Anggap Aksi Mahasiswi ITB Pembuat Meme Keblabasan, Sebut Demokrasi Ada Batasnya
33 menit lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Anies Baswedan Luncurkan Organisasi Baru, Dipeluki Warga saat Bangun Jembatan untuk Warga Banten
9 jam lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Rangkuman India-Pakistan: China Bantu Pakistan Luncurkan Lusinan Jet Tempur Gempur India Bak Sekarat
9 jam lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Rangkuman Perang Israel-Hamas: Yaman Amuk Bandara, 2 Kota Besar Israel Dibabat Roket Hamas
9 jam lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.