Kamis, 15 Mei 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Hari Tani Nasional, Ketua GMNI Tanggapi Krisis Regenarasi Petani: 50 Tahun Lagi Petani Bisa Punah

Minggu, 26 September 2021 17:03 WIB
TribunJakarta

TRIBUN-VIDEO.COM - Masyarakat Indonesia memperingati Hari Tani Nasional setiap 24 September.

Namun, ironisnya yang terjadi banyak anak muda atau generasi selanjutnya mulai meninggalkan profesi petani .

Jika tren ini terus berlanjut akan berbahaya bagi Indonesia untuk 50 tahun mendatang, profesi petani terancam punah.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum DPP Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Arjuna Putra Aldino pada Minggu (26/9/2021).

Baca: Mahar yang Diminta Terlalu Mahal, Gadis di Musi Rawas Dianiaya Petani

Dikutip dari Kompas.com, Arjuna menyoroti anak muda sekarang yang semakin sedikit terjun di dunia pertanian.

Profesi petani dianggap sebagai profesi orang tua.

Ia mengungkapkan rata-rata penduduk Indonesia yang bekerja di sektor pertanian adalah penduduk kelompok usia di atas 65 tahun.

“Sejumlah riset menyebutkan rata-rata petani usianya di atas 65 tahun. Kelompok usia produktif di bawah 45 tahun justru mengalami penurunan. Kita sudah mengalami krisis regenerasi petani. Ini yang harus kita refleksikan, karena 50 tahun ke depan jika berlanjut akan berbahaya bagi Republik ini," ungkap Arjuna.

Terkait alasan generasi muda tidak tertarik di sektor pertanian, Ia menilai ada dua penyebab.

Pertama, rendahnya kesejahteraan petani.

Baca: Tersinggung Ditegur, Petani di Lampung Utara Bunuh Penjaga Kebun hingga Korban Tewas di TKP

Hal itu ia jelaskan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2020, rata-rata upah pekerja di sektor pertanian hanya mencapai Rp1,92 juta per bulannya.

Bahkan upah tersebut terendah di antara 17 sektor yang ada.

Hal itu membuat profesi sebagai petani diidentikkan dengan profesi orang miskin dan terbelakang.

Alasan kedua, Arjuna menerangkan semakin banyaknya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan industri dan real estate.

Menurut data, tahun 2009 tercata lahan persawahan seluas 8,1 juta hektare namun pada tahun 2019 lahan tersebut berkurang  menjadi 7,46 juta hektare.

“Saat ini banyak lahan pertanian yang beralih menjadi industri dan real estate. Sawah terus menyusut dan ini berpotensi membuat profesi petani semakin punah," pungkasnya.

Lahan yang terus menyusut itu membuat profesi petani menjadi punah.

Baca: Aliansi Petani Sumbar Gelar Aksi di Depan Kantor Gubernur, Massa Menyuarakan Kesejahteraan Petani

Untuk itu, GMNI merekomendasikan  kepada pemerintah untuk memperketat alih fungsi lahan pertanian subur dan produktif serta memberikan perlindungan harga di tingkat usaha tani.

“Pemerintah pusat harus menertibkan daerah yang tidak mengintegrasikan lahan pertanian produktif ke dalam RTRW mereka. Bahkan seringkali banyak manipulasi data. Pemerintah daerah enggan mempertahankan lahan sawah produktif, karena dianggap lebih menguntungkan jika dibangun menjadi pabrik, mall dan real eetate," tukasnya. (Tribun-Video.com/ TribunJakarta.com)

Baca juga berita terkait di sini

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Hari Tani Nasional, GMNI Soroti Krisis Regenerasi Petani

# TRIBUNNEWS UPDATE # petani # Hari Tani Nasional # Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) # regenerasi

Editor: Panji Anggoro Putro
Video Production: bagus gema praditiya sukirman
Sumber: TribunJakarta

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved