Minggu, 11 Mei 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Polemik Pengecatan Pesawat Presiden di saat Pandemi Covid-19, Pengamat: Sense of Crisis Mana

Kamis, 5 Agustus 2021 12:38 WIB
Kompas.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Mantan anggota Ombudsman Republik Indonesia yang juga pengamat penerbangan, Alvin Lie merespon soal pemerintah lakukan pengecatan pesawat dan helikopter kepresidenan.

Pengecatan pesawat kepresidenan Indonesia-1 yakni armada Boeing Business Jet (BBJ) 2 di tengah pandemi Covid-19 menjadi sorotan berbagai pihak.

Hal itu diungkapkan Alvin melalui akun Twitter-nya.

Pengecatan ulang pesawat kepresidenan Indonesia-1 menyedot perhatian publik.

Armada Boeing Business Jet (BBJ) 2 yang menjadi tumpangan khusus Presiden saat berdinas itu kini berganti warna menjadi merah putih, yang sebelumnya berkelir biru putih.

Polemik muncul lantaran pengecatan bodi pesawat dilakukan saat keuangan negara tengah pontang panting akibat diterjang badai Covid-19.

Tak hanya itu, masyarakat Indonesia yang terdampak pandemi juga dalam kondisi tidak baik-baik saja.

Baca: Penumpang Pesawat di Kualanamu Tak Terima Tes Dinyatakan Positif Corona: Rp5,2 Juta Tiket Satu Orang

Pengecatan ulang bodi Pesawat Kepresidenan itu, dinilai Alvin sebagai tindakan pemborosan.

Dikutip dari Kompas.com, Pemerintah dianggap tidak memiliki sense of crisis terhadap kondisi masyarakat saat ini.

"Saat negara sedang hadapi pandemi dan krisis ekonomi, pemerintah seharusnya menunjukkan sense of crisis," kata Alvin kepada Kompas.com, Selasa (3/8/2021).

"Hal-hal yang bukan kebutuhan mendesak perlu ditangguhkan. Anggaran difokuskan pada penggulangan pandemi," ujar dia.

Alvin menyebut biaya pengecatan pesawat kepresidenan tersebut bisa mencapai Rp 1,4 miliar hingga Rp 2,1 miliar.

Pengecatan pesawat tersebut juga ditanggapi Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra.

Ia mempertanyakan prioritas pemerintah yang mengecat ulang pesawat kepresidenan Indonesia 1 atau pesawat BBJ 2 di tengah pandemi Covid-19.

Baca: Penjelasan Istana soal Polemik Pengecatan Ulang Pesawat Kepresidenan di Tengah Pandemi Corona

"Apakah penting dan prioritas mengecat pesawat kepresidenan saat ini? Apakah kalau tidak dicat saat ini, membahayakan nyawa presiden saat memakai? Anggaran terbatas, tapi malah memilih mengecat pesawat presiden," kata Herzaky kepada wartawan, Selasa (3/8/2021).

Herzaky mengatakan, pemerintah semestinya memfokuskan anggaran yang tidak penting untuk menyelamatkan nyawa rakyat dari Covid-19.

Ia pun meminta agar pemerintah memiliki sensitivitas dan empati terhadap masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya akibat Covid-19.

"Setop buat program yang tidak ada relevansinya dengan penanganan Covid-19, apalagi sampai terkesan ada yang mencari untung di tengah pandemi," ujar dia.

Sementara, Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) Heru Budi Hartono pun membenarkan adanya pengecatan pesawat.

Namun, hal itu sudah direncanakan sejak tahun 2019.

"Benar, pesawat kepresidenan Indonesia-1 atau pesawat BBJ 2 telah dilakukan pengecatan ulang," kata Heru melalui keterangan tertulis, Selasa (3/8/2021).

"Pengecatan pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020," tuturnya.

Heru menjelaskan bahwa proses pengecatan merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat BAe-RJ 85.(Tribun-video.com/ Kompas)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pengecatan Pesawat Kepresidenan di Tengah Pandemi Covid-19 yang Tuai Polemik"

# Sense of Crisis # pengecatan pesawat kepresidenan # Covid-19 # Presiden Jokowi

Editor: Tri Hantoro
Reporter: Rena Laila Wuri
Video Production: bagus gema praditiya sukirman
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved