Tribunwiki
Stunting, Keadaan Balita Memiliki Tinggi Badan di Bawah Rata-rata akibat Kekurangan Gizi
TRIBUN-VIDEO.COM - Stunting juga dikenal dengan perawakan pendek.
Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang pada balita yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan dengan anak seusianya.
Penyebabnya adalah asupan gizi yang diberikan kepada anak tidak sesuai kebutuhan.
Stunting biasanya akibat balita kekurangan asupan protein hewani, nabati, dan zat besi.
Pemberian asupan gizi buruk ini biasanya berlangsung lama.
Biasanya stunting terlihat setelah anak berusia 2 tahun.
Pada daerah dengan kemiskinan tinggi, sering ditemukan bayi kekurangan gizi karena orang tuanya tidak bisa memenuhi kebutuhan primer rumah tangga.
Cara mendeteksi stunting dengan cara memantau dan mencatat pertumbuhan dan perkembangan.
Pertumbuhan anak dipantau dengan memplot berat dan tinggi badan ke dalam kurva.
Seorang anak dikatakan pendek jika tinggi badan atau panjang badan menurut usia lebih dari dua standar deviasi di bawah median kurve standar pertumbuhan anak WHO.
Stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dampak jangka panjangnya berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko terkena penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas.
Faktor Penyebab Stunting
Faktor penyebab stunting bisa karena lingkungan dan genetik.
Untuk faktor genetik, mengobati dan mencegahnya lebih sulit.
Faktor lingkungan yang berperan dalam menyebabkan stunting antara lain status gizi ibu, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi pada anak.
Untuk stunting yang disebabkan faktor lingkungan sangat bisa diatasi.
Di Indonesia sendiri, penyebab stunting kebanyakan yaitu faktor lingkungan karena kondisi bayi yang sudah kekurangan nutrisi sejak lahir.
Masa 1000 hari sejak bayi masih dalam kandungan merupakan masa penting membangun ketahanan gizi.
Lewat dari masa itu, dampak kekurangan gizi susah diobati.
Ada juga faktor internal dan eksternal yang menjadi penyebab stunting.
Faktor internal yaitu kekurangan gizi kronis yang menyebabkan keguguran, anemia pada bayi baru lahir, bayi dengan berat badan lahir rendah, cacat bawaan, hingga kematian.
Lalu faktor eksternal berupa buruknya fasilitas sanitasi, minim akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan.
Ciri-ciri Anak Stunting
- Keterlambatan pertumbuhan
- Performa buruk pada tes perhatian dan memori belajar
- Tanda pubertas terlambat
- Anak menjadi pendiam, sulit melakukan eye contact saat usia 8-10 tahun
- Wajah tampak lebih muda dari usianya
- Mudah mengalami penyakit infeksi
Angka Stunting di Indonesia Tinggi
Angka stunting di Indonesia pada tahun 2019 tercatat 27,67 persen.
Angka ini berhasil ditekan dari tahun 2013 yang mencapai 37,8 persen.
Namun, angka ini masih lebih tinggi dari yang ditetapkan WHO yaitu kurang dari 20 persen.
Hal ini menjadikan Indonesia berada di urutan ke-4 Dunia.
BKKBN sempat memprediksi 4 tahun ke depan, 7 juta dari 20 juta angka kelahiran anak berpotensi mengalami stunting.
Dengan perkiraan ini, maka presentase bayi yang mengalami stunting di Indonesia akan meningkat menjadi 27 persen.
Oleh karena itu, Presiden Jokowi menargetkan angka stunting bisa ditekan hingga 14 persen pada tahun 2024.
Cara Mencegah
Mencegah stunting pada anak sangatlah penting.
Hal ini agar pertumbuhan mereka tidak terganggu.
Cara mencegah kasus stunting bisa dilakukan sejak masa kehamilan hingga hari ke-1000 pertama kehidupan bayi.
Berikut ini beberapa cara untuk mencegah stunting:
1. Memenuhi gizi sejak hamil
Pencegahan stunting yang paling ampuh adalah memenuhi gizi sejak masa kehamilan.
Lembaga kesehatan Millenium Challenge Account Indonesia menyarankan agar ibu yang sedang mengandung selalu mengonsumsi makanan sehat nan bergizi maupun suplemen atas anjuran dokter.
Memeriksakan kesehatan ke dokter dan bidan juga harus dilakukan oleh para ibu hamil.
2. ASI ekslusif 6 bulan
Veronika Scherbaum, ahli nutrisi dari Universitas Hohenheim, Jerman, menyatakan ASI ternyata berpotensi mengurangi peluang stunting pada anak berkat kandungan gizi mikro dan makro.
Jadi sebaiknya ibu melakukan ASI eksklusif selama enam bulan.
Protein whey dan kolostrum pada ASI bisa meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
3. MPASI Sehat
Bayi sudah bisa diberikan makanan pendamping ASI atau MPASI saat menginjak usia 6 bulan ke atas.
Makanan yang dipilih harus memenuhi gizi mikro dan makro.
Tapi, ibu tetap harus berhati-hati menentukan makanan yang akan dikonsumsi anak.
Sebaiknya konsultasikan dulu dengan dokter sebelum memberikan MPASI.
(TribunnewsWiki/cva)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul: Stunting
# Tribunwiki # stunting # kekurangan gizi
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki
Live Update
Kasus Stunting di Toraja Utara Meningkat, Kecamatan Sadan Mencatat Angka Tertinggi di Tahun Ini
2 hari lalu
LIVE UPDATE
Peduli Masyarakat Cegah Anak dari Stunting, BKKBN Papua Resmi Luncurkan Program 'GENTING'
Jumat, 6 Desember 2024
LIVE UPDATE
Cegah Stunting, Pemprov Papua Tengah Gelar Festival Kompetisi Sepak Bola Usia Dini Sehat dan Bergizi
Sabtu, 9 November 2024
Regional
Upaya Pencegahan Stunting, Kemenag Papua Barat Gelar Keluarga Sejahtera di Pulau Lemon Manokwari
Senin, 16 September 2024
Live Update
Tak Hiraukan Jelang Akhir Jabatan, Pj Wali Kota Palangkaraya Prioritaskan Pengangguran & Stunting
Rabu, 4 September 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.