TribunnewsWiki
Acrophobia, Ketakutan Berlebihan atau Ketakutan yang Ekstrem Terhadap Ketinggian
TRIBUN-VIDEO.COM - Acrophobia adalah ketakutan berlebihan atau ketakutan yang ekstrem terhadap ketinggian.
Fobia merupakan bagian dari gangguan kecemasan, di mana seseorang memiliki ketakutan yang intens atau tidak rasional terhadap objek ataupun situasi tertentu.
Acrophobia merupakan salah satu jenis fobia yang cukup sering ditemukan dan kebanyakan dari penderita acrophobia adalah wanita.
Umumnya gangguan ini dapat didiagnosis melalui anamnesis atau wawancara medis mendetail.
Dokter dapat menanyakan mengenai gejala yang dirasakan saat berada pada ketinggian, lama gejala tersebut muncul, kejadian traumatis di masa lalu berkaitan dengan ketinggian, dan sebagainya.
Gejala
Tanda-tanda yang dapat dikenali dari seseorang yang memiliki gangguan acrophobia antara lain adalah:
• Serangan panik saat berada pada ketinggian.
Rasa panik ini biasanya disertai dengan gejala bernafas cepat, ngos-ngosan, detak jantung yang tidak teratur, berkeringat, rasa mual, gemetar, pingsan atau merasa pusing, dan sebagainya.
• Rasa takut yang kuat saat mendaki, menuruni, atau berada pada ketinggian.
• Rasa cemas yang muncul saat akan menuju tempat yang tinggi.
Baca: Phobia Jarum Suntik, Wartawan di Bogor Teriak Histeris saat Jalani Vaksinasi Covid-19
• Timbul reaksi mendadak saat berada pada ketinggian, misalnya berlutut, mencari sesuatu untuk dipegang, dan sebagainya.
• Menghindari ketinggian (seseorang bisa menolak bekerja di gedung tinggi, atau menolak bertemu teman yang tinggal di lantai apartemen tinggi, dan sebagainya).
• Pada beberapa kasus juga bisa muncul serangan vertigo.
• Menyadari ketakutan tersebut tidak relevan.
Pengobatan
Beberapa jenis terapi dan obat-obatan dapat dipertimbangkan untuk mengatasi acrophobia, di antaranya:
• Desensitisasi
Terapi ini dianggap sebagai terapi yang efektif untuk menangani acrophobia.
Pemberi terapi akan memberikan paparan mengenai hal yang menakutkan bagi pasien, dan secara bertahap berusaha mengurangi rasa takut tersebut.
Misalnya, pada kasus acrophobia terapis dapat memberikan tugas menaiki tangga, secara bertahap tangga yang perlu dinaiki akan semakin tinggi dan rasa takut menaiki tangga berusaha dikurangi.
Melalui proses ini terapis berusaha memahami kenapa dan bagaimana pasien menjadi takut terhadap ketinggian. Metode relaksasi dapat diajarkan kepada pasien untuk membantu mengatasi rasa takut tersebut.
• Cognitive behavioural therapy (CBT)
Melalui terapi ini seseorang dengan acrophobia akan diajarkan untuk memodifikasi perilaku ketakutan dengan perilaku yang positif.
• Obat-obatan
Dapat diresepkan obat anti-ansietas dan anti-depresan untuk membantu mengontrol gejala.
(Tribunnewswki/Septiarani)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul: Acrophobia
# phobia # Takut Ketinggian # Acrophobia # TribunnewsWiki
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki
Sinopsis Film
Menikmati 4 Kisah Horor yang Dikemas dalam Satu Film di '4Bia'
Selasa, 22 Agustus 2023
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.