Kepala BNNK Nunukan Sayangkan Penyalahguna Narkoba Tak Mau Direhab, Sunarto Libatkan Peran Wartawan
TRIBUN-VIDEO.COM, NUNUKAN - Badan Narkotika Nasional Kabupaten (BNNK) Nunukan, mengadakan workshop tentang Penguatan Kapasitas Insan Media di Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN).
Acara itu berlangsung di Hotel Lenflin Nunukan, Sabtu (13/03/2021), pukul 10.00 Wita.
Adapun peserta dalam acara itu segenap wartawan di Kabupaten Nunukan. Dan turut hadir tiga Narasumber lainnya dari kalangan dokter spesialis.
Kepala BNNK Nunukan, Sunarto, mengatakan stigma masyarakat di Nunukan masih menganggap sepeleh terhadap rehabilitasi di BNNK.
Ia menyayangkan, hingga kini penyalahgunaan narkoba di Nunukan masih marak terjadi. Namun, belum ada yang mau untuk dilakukan rehabilitasi secara sukarela.
"Mindset orang tua dan masyarakat di Nunukan masih menganggap sepeleh dampak dari penyalahgunaan narkoba. Jangan tunggu ditangkap Polisi dulu," kata Sunarto kepada TribunKaltara.com, seusai workshop, Sabtu (13/03/2021), pukul 17.45 Wita.
Menurut Sunarto, rehabilitasi terhadap penyalahgunaan narkoba ada dua metode yakni voluntary dan compulsory.
Untuk metode voluntary rehabilitation, diberikan kepada mereka yang menjadi korban penyalahgunaan narkoba, lalu melaporkan diri untuk mendapat proses penyembuhan.
"Jadi tidak ada proses hukum. Rehabilitasi ini juga bisa diberikan untuk pecandu yang melaporkan diri atau orang yang ditangkap tapi tidak ditemukan barang bukti," ucapnya.
Sementara itu, compulsory rehabilitation diberikan untuk penyalahguna narkoba yang ditangkap tangan lalu direkomendasikan oleh Tim Asesmen Terpadu (TAT) untuk memperoleh rehabilitasi.
"Tahun ini yang bersifat compulsory ada empat orang. Orangnya ditangkap tapi barang buktinya di bawah SEMA dan oleh penyidik disodorkan kepada kami untuk lakukan TAT. Empat orang itu semuanya usia dewasa dan jenis kelamin pria. Tapi yang voluntary, sampai sekarang kita masih menunggu. Karena memang bisa dikatakan secara rilnya susah akibat mindsetnya masyarakat kita tadi," ujarnya.
Oleh sebab itu, Sunarto meminta peran media untuk menyebarluaskan informasi soal bahaya penyalagunaan narkoba dan manfaat rehabilitasi.
Ia mengaku, BNNK Nunukan memiliki keterbatasan anggaran dan sumber daya manusia (SDM) untuk menjangkau 21 kecamatan di Kabupaten Nunukan yang notabene memiliki kondisi geografis yang terpisahkan oleh laut.
"Harapan kami insan media sebagai perpanjangan tangan kami untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat Kabupaten Nunukan. Karena BNNK Nunukan anggarannya dan SDMnya terbatas. Bayangkan ada 21 Kecamatan yang secara geografis jauh. Maka peran media sangat penting untuk menyebarluaskan informasi itu," tuturnya.
Lanjut Sunarto, BNNK Nunukan saat ini masih melayani rehabilitasi dengan metode rawat jalan.
Sementara, saat ini daerah yang paling dekat untuk rawat inap hanya dimiliki oleh RSUD Tarakan.
"Kalau rawat inap belum ada di sini. Terdekat itu ada di Rsud Tarakan. Kalau dibiayai oleh kami ada di Lido, Bogor, Jawa Barat dan Baddoka di Sulawesi Selatan. Sekali lagi kami berharap peran media untuk menstigma masyarakat agar mau jalani rehabilitasi di BNNK. Tidak akan dikriminalisasi dan ini gratis tidak ada biaya apapun," ungkapnya.
TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus felis.
Sumber: Tribun Kaltara
Tribun Video Update
Suasana Mencekam di Lapas Narkotika Kelas IIA Muara Beliti, Napi Ngamuk & Ambil Kendali
5 hari lalu
Tribunnews Update
Situasi Mencekam Napi Ngamuk & Ambil Kendali Lapas Muara Beliti, Ratusan TNI-Polri Kepung Gedung
6 hari lalu
Live Update
Satgas TPPO Ungkap Jaringan Penyelundupan Orang di Nunukan, Amankan Korban & Tersangka Diringkus
6 hari lalu
Tribunnews Update
Mencekam! Napi Ngamuk Ambil Alih Lapas Narkotika Muara Beliti, Ratusan TNI Polri Kepung Gedung
6 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.