Kamis, 15 Mei 2025

TribunnewsWiki

Mielodisplasia, Kelainan yang Disebabkan Sel Darah Terbentuk secara Tak Sempurna atau Disfungsional

Senin, 22 Februari 2021 12:22 WIB
TribunnewsWiki

TRIBUN-VIDEO.COM - Sindrom Mielodisplasia atau praleukimia adalah kelainan yang disebabkan oleh sel darah yang terbentuk tidak sempurna alias disfungsional.

Praleukimia terjadi saat sumsum tulang mengalami gangguan.

Penyebab

Sindrom Mielodisplasia terjadi saat produksi sel darah terganggu dan tidak terkendali, hal ini menyebabkan sel darah pengidap praleukimia belum matang dan cacat.

Bukannya terbentuk dengan normal, saat masuk ke dalam aliran darah sel akan mati dalam sumsum tulang.

Lama-lama, jumlah sel yang belum matang dan cacat mulai meningkat lebih banyak daripada sel darah yang sehat.

Hal ini dapat menyebabkan masalah, seperti anemia, infeksi, dan perdarahan berlebih.

Baca: Sindrom Gilbert, Jenis Penyakit Genetik Ditandai Kadar Bilirubin Indirek yang Tinggi dalam Darah

Dokter menggolongkan Sindrom Mielodisplasia menjadi dua kategori berdasarkan penyebabnya, yaitu:

- Sindrom Mielodisplasia tanpa penyebab yang diketahui. Disebut de novo myelodysplastic syndromes, karena dokter tidak mengetahui penyebabnya.

- De novo myelodysplastic syndromes, biasanya lebih mudah diatasi dibandingkan dengan sindrom Mielodisplasia dengan penyebab yang diketahui.

- Sindrom Mielodisplasia disebabkan oleh zat kimia dan radiasi.

- Sindrom Mielodisplasia yang terjadi sebagai respons terhadap perawatan kanker, seperti kemoterapi dan radiasi atau paparan zat kimia disebut sindrom Mielodisplasia sekunder.

- Sindrom Mielodisplasia sering kali lebih sulit ditangani.

Gejala

Pada tahap awal, sindrom Mielodisplasia jarang menunjukkan tanda atau gejala.

Ketika gejala muncul, biasanya dapat berupa:

- Pucat karena anemia;
- Infeksi yang sering terjadi akibat jumlah sel darah putih matang yang rendah;
- Mudah memar atau berdarah karena rendahnya jumlah trombosit;
- Kelelahan;
- Sesak napas; dan
- Bintik merah di bawah kulit akibat perdarahan.

Pengobatan

Pengobatan terhadap sindrom Mielodisplasia difokuskan untuk menghambat perkembangan kondisi ini, mengurangi gejalanya, serta mencegah perdarahan dan infeksi.

Dokter akan melakukan beberapa bentuk pengobatan yang meliputi:

Obat-obatan. Bertujuan untuk menghancurkan sel-sel darah yang tidak berkembang dengan menghentikan pertumbuhannya. Obat-obatan dapat berbentuk tablet atau injeksi.

Contoh obat yang digunakan untuk menghambat perkembangan sindrom

- Mielodisplasia adalah lenalidomide, azacitidine, ataupun decitabine.

- Injeksi faktor pertumbuhan sel darah. Untuk meningkatkan sel darah merah sehat dan mempertahankan nilai Hb normal dapat digunakan erythropoietin (EPO), seperti epoetin alfa. Untuk meningkatkan sel darah putih, pemberian G-CSF, misalnya filgrastim, hanya diberikan pada kasus tertentu. Sedangkan pemberian faktor pertumbuhan terhadap trombosit, seperti eltrombopag malah dapat meningkatkan jumlah sel darah yang tidak matang, sehingga tidak digunakan pada kasus sindrom Mielodisplasia.

- Transfusi darah. Transfusi sel darah merah merupakan terapi pendukung yang digunakan untuk meningkatkan jumlah sel darah dan mempertahankan nilai Hb normal. Sedangkan transfusi trombosit, hanya dilakukan untuk menghentikan perdarahan bila terjadi perdarahan.

- Terapi pengikat besi. Terapi ini dilakukan karena terlalu sering melakukan tranfusi bisa menyebabkan kadar zat besi dalam tubuh terlalu tinggi.

- Antibiotik. Untuk mengatasi infeksi jika jumlah sel darah putih rendah.

- Kemoterapi kombinasi. Kemoterapi kombinasi dilakukan bila terdapat peningkatan jumlah sel muda yang tidak matang atau sindrom Mielodisplasia yang berkembang menjadi leukemia akut (kanker darah).

- Transplantasi sumsum tulang. Transplantasi sumsum tulang disarankan kepada pengidap yang berusia 55 tahun ke bawah dan memiliki sindrom Mielodisplasia yang tidak terkontrol. Perlu diingat, sindrom Mielodisplasia banyak dialami oleh pengidap berusia 60 tahun ke atas, sehingga transplantasi sumsum tulang jarang dilakukan pada penyakit sindrom Mielodisplasia.

Komplikasi dari sindrom mielodisplasia, meliputi:

- Anemia;
- Perdarahan sulit berhenti akibat rendahnya trombosit (trombositopenia);
- Sering mengalami infeksi akibat rendahnya sel darah putih matang; dan
- Berkembang menjadi leukemia akut (kanker darah). (TRIBUNNEWSWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan Judul Sindrom Mielodisplasia

Editor: Panji Anggoro Putro
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved