Senin, 12 Mei 2025

TRIBUNNEWS UPDATE

Beredar Pesan Berantai yang Nyatakan Vaksinasi Presiden Jokowi Gagal, IDI Berikan Bantahan

Selasa, 19 Januari 2021 14:17 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Seusai Presiden Joko Widodo (Jokowi) disuntik vaksin Covid-19 Sinovac, muncul pesan berantai di media sosial yang menyebut bahwa vaksinasi tersebut gagal.

Kabar ini disebut berasal dari seorang dokter dari Cirebon, Jawa Barat.

Hal ini pun dengan tegas dibantah oleh Ketua Satgas Covid-19 dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubair Djoerban.

Melalui cuitan di akun Twitternya, Zubair menjawab sejumlah pertanyaan yang ada dalam pesan tersebut.

Dikutip dari Tribunnews.com, Selasa (19/1/2021), Zubair mulanya menuliskan jawaban dari kabar yang menyatakan bahwa injeksi vaksin Sinovac seharusnya menembus otot (intramuskular).

Sehingga, seharusnya penyuntikkannya harus dilakukan dengan tegak lurus (90 derajat).

Zubair menjelaskan, cara itu merupakan cara lama, sehingga penyuntikkan tidak harus tegak lurus.

"Apakah benar?Jawabannya tidak benar. Sebab, menyuntik itu tidak harus selalu tegak lurus dengan cara intramuskular. Itu pemahaman lama alias usang dan jelas sekali kepustakaannya. Bisa Anda lihat di penelitian berjudul "Mitos Injeksi Intramuskular Sudut 90 Derajat”," tulis Zubairi.

Ia juga menyertakan, hasil penelitian yang memperkuat pandangannya bahwa suntikan vaksinasi terhadap presiden Jokowi telah sesuai dan benar.

Menurut penelitian yang diterbitkan National Library of Medicine itu, disebutkan bahwa penyuntikkan sudut 90 derajat untuk injeksi intramuskular tidak realistis.

Hal ini lantaran suntikkan dengan sudut 72 derajat hasilnya mencapai 95 persen dari kedalaman suntikkan yang diberikan pada derajat 90.

"Penelitian itu ditulis oleh DL Katsma dan R Katsma, yang diterbitkan di National Library of Medicine pada edisi Januari-Februari 2000. Intinya, persyaratan sudut 90 derajat untuk injeksi intramuskular itu tidak realistis," kata dia.

"Pasalnya, trigonometri menunjukkan, suntikan yang diberikan pada 72 derajat, hasilnya itu mencapai 95 persen dari kedalaman suntikan yang diberikan pada derajat 90. Artinya, apa yang dilakukan Profesor Abdul Muthalib sudah benar. Tidak diragukan," sambung Zubairi.

Dalam pesan berantai juga disinggung apakah ada risiko terjadi Antibody Dependent Enhancement (ADE), kondisi di mana virus mati yang ada di dalam vaksin masuk ke jaringan tubuh lain dan menyebabkan masalah kesehatan.

Zubair pun menyataka hal itu tak terbukti dalam uji klinis satu hingga vaksin Sinovac.

Lebih jauh ia mengatakan, dokterlah yang bisa menentukan ukuran jarum suntik yang digunakan dalam proses vaksinasi.

"Apakah tubuh kurus dan tidak punya pengaruh dengan ukuran jarum suntik? Ya kalau obesitas berlebihan tentu jaringan lemaknya banyak. Jadi untuk masuk ke otot jadi lebih sulit. Dokter yang nantinya bisa menilai ukuran jarum suntik itu ketika akan divaksin," jelas Zubairi.

(TribunVideo.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beredar Info Vaksinasi Jokowi Gagal, Ini Jawaban IDI

Editor: Tri Hantoro
Reporter: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Video Production: Fitriana SekarAyu
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved