Minggu, 11 Mei 2025

Travel

Berwisata Sejarah Kerajaan di Taman Mayura, Mataram, Lombok

Selasa, 12 Januari 2021 21:40 WIB
Tribun Lombok

TRIBUN-VIDEO.COM - Bagi yang suka travelling sembari mempelajari sejarah kerajaan-kerajaan nusantara, di Kota Mataram, Pulau Lombok, anda wajib mengunjungi Taman Mayura.

 Taman peninggalan zaman kerajaan ini masih terpelihara sampai saat ini.

Kawasan dengan luas 244, 60 meter x 138,50 meter ini sangat tertata dan terjaga kebersihannya. Kolam luas yang memantulkan sinar matahari menambah eksostis dari kawasan ini.  Di kompleks Mayura juga berdiri pura, tempat persembahyangan agamaHindu.

Di Taman Mayura sangat  cocok dijadikan tempat bersantai, baik secara ramai-ramai atau sendiri. Meski berada di tengah Kota Mataram, taman ini begitu sejuk. Deretan pohon manggis menambah sejuknya suasana Taman Mayura. Tak heran, jika wisatawan baik mancanegara maupun domestik betah berlama-lama menikmati Taman Mayura.

Taman Mayura merupakan saksi keberadaan kerajaan Singasari dan kerajaan Karangasem Bali di Lombok pada abad ke-19. Uniknya di taman ini, tribunners akan menemui semangat kerukunan yang sudah dipelihara sejak raja-raja Singasari dan Mataram.

Bale Kambang atau bangunan terapung di tengah kolam Taman Mayura menceritakan hal itu. Dalam Bale Kambang kita kan menjumpai patung-patung yang bercirikan Muslim, Cina, dan Jawa.

Patung yang mencirikan Muslim berada di bagian Barat, timur dan utara Bale Kambang bersebelahan dengan bangunan linggih yang kental corak Hindu Balinya. Pada saat itu, Bale Kambang dipakai untuk mengadili suatu perkara pada jaman penjajajahan Belanda.

Kini, Taman Mayura tidak hanya merupakan saksi sejarah dari kerajaan yang pernah jaya pada ratusan tahun silam dan tempat peribadatan suci, namun sebagai destinasi wisata yang memberikan hikmah tentang kerukunan beragama dan keberagaman.

Dalam bahasa Sansekerta, Mayura berarti burung Merak.

Taman yang dibangun oleh Anak Agung Ngurah Karangasem pada 1744 ini awalnya bernama Taman Kalepug yang berati suara jatuhnya air di telaga. Tapi kemudian diganti namanya menjadi Mayura, karena kala itu banyak ular di kawasan taman ini.

Untuk mengusir ular, didatangkanlah burung Merak dari Palembang untuk memangsanya.Sejak itulah Taman Kalepug berganti nama menjadi Mayura.

Kini yang tersisa hanyalah relief-relief burung Merak yang semakin menyakinkan bahwa legenda tentang ular dan burung Merak memang ada.

Taman yang berada di sekitaran kota Mataram ini bisa tribunners kunjungi menumpang angkutan umum dari kecamatan Narmada dengan waktu tempuh hanya 15 menit. Karena masih berada di jantung kota, Anda tidak akan kesulitan menemukan penginapan dan hotel untuk mengunjungi berbagai objek wisata kota Mataram lainnya

(TRIBUNNEWS/SIRTU)

Editor: Sigit Ariyanto
Video Production: Danang Risdinato
Sumber: Tribun Lombok

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved