Sabtu, 10 Mei 2025

Penanganan Covid

BPOM Diminta Profesional Periksa Vaksin Covid-19 Sinovac, Mulyanto: Kredibilitas Dipertaruhkan

Senin, 14 Desember 2020 17:55 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi PKS Mulyanto mengingatkan BPOM bersikap profesional dan obyektif dalam pemeriksaan vaksin impor Sinovac.

Menyusul beredarnya kabar belum ada jaminan efektifitas penggunaan vaksin asal China itu untuk menanggulangi Covid-19.

Dikutip dari Tribunnews.com, vaksin yang saat ini tengah dirampungkan proses pengujian di Bio Farma bekerja sama dengan FK Universitas Padjadjaran ini perlu diperiksa secara hati-hati dan sesuai ketentuan sebelum diberikan izin edar.

Saat ini vaksin Sinovac dari China tengah menjalani uji klinis fase III .

Mulyanto menagaskan, jangan sampai karena tekanan pemerintah atau kejar tayang maka proses perizinan digampangkan atau keluar dari standar proses yang ada.

Untuk diketahui pada pengiriman tahap pertama sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 dari China telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten pada Minggu malam (6/12).

Kemudian akan menyusul 1.8 juta vaksin pada tahap berikutnya.

"Pasalnya vaksin Covid-19 dari Sinovac sudah terlanjur diimpor dari China dan disimpan di gudang Bio Farma di Bandung sebanyak 1,2 juta dosis dan segera datang sebanyak 1,8 juta dosis lagi," kata Mulyanto kepada wartawan, Senin (14/12/2020).

Baca: Vaksin Covid-19 Bisa Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan, Ini Faktanya

Baca: Presiden Jokowi Mau Suntik Vaksin Covid-19 dengan Syarat, Luhut: Asalkan Barengan dengan Masyarakat

Untuk itu, BPOM harus melakukan review terhadap semua prosedur penelitian dan uji klinis tahap III vaksin ini, termasuk tingkat validitasnya.

Selain itu BPOM juga perlu membuka informasi prosedur perizinan tersebut kepada masyarakat ilmiah agar dapat diawasi bersama-sama.

"Standar ilmiah ini harus menjadi batu uji empiris BPOM, sehingga setiap prosedur pengujian dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian masyarakat jadi lebih yakin bahwa vaksin Covid-19 buatan Sinovac imunogenitas efektif dan aman bagi penggunanya," ucapnya.

"IDI dalam rekomendasinya kepada Menkes juga menyatakan hal yang sama, bahwa vaksin yang digunakan harus terbukti efektivitas, imunogenitas, dan keamanannya. Hal itu dibuktikan dengan telah melewati uji klinis fase tiga yang sudah dipublikasikan," imbuhnya.

Mulyanto menambahkan, sekarang ini semua mata menyorot ke BPOM.

Jangan sampai sebagai Badan Pengawas yang independen dan obyektif BPOM dapat disetir pihak tertentu.

"Ini tidak kita inginkan bersama. Kredibilitas BPOM akan dipertaruhkan. Kalau demikian akhirnya yang dirugikan uang Negara dan rakyat juga," ujar Mulyanto.

Meskipun penanganan Covid-19 di Indonesia mengarah lebih baik, pemerintah melalui Satgas Penanganan Covid-19 terus mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Sebab, kedisiplinan tersebut menjadi satu-satunya cara untuk menghindari paparan virus Corona.

Protokol kesehatan diimbau terus dijalankan sekalipun vaksin sudah tersedia.

Sebagaimana diketahui, pemerintah lewat Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan protokol kesehatan 3M yaitu Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak. (*)

Catatan redaksi:

Bersama-kita lawan virus Corona.
Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul BPOM Diminta Profesional Periksa Vaksin Covid-19 Sinovac

Editor: Sigit Ariyanto
Reporter: Rena Laila Wuri
Video Production: Aditya Wisnu Wardana
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved