Kamis, 15 Mei 2025

TribunnewsWiki

Agoraphobia, Perasaan Takut Berlebih ketika Berada di Tempat di mana Pengidap Merasa Sulit Pergi

Kamis, 23 Juli 2020 22:53 WIB
TribunnewsWiki

TRIBUN-VIDEO.COM - Agoraphobia atau agorafobia merupakan salah satu jenis gangguan cemas di mana terdapat perasaan ketakutan dan khawatir yang berlebih ketika berada di tempat di mana pengidap merasa sulit untuk pergi, atau merasa tidak dapat meminta pertolongan dari siapapun.

Biasanya pengidap agoraphobia akan merasa panik dan cemas saat berada dalam perjalanan, di transportasi umum, di tempat tertutup (seperti mengunjungi pusat perbelanjaan dan bioskop), tempat terbuka (misalnya, jembatan dan area parkir yang luas), di tempat keramaian, berada pada antrian, atau meninggalkan rumah sendirian.

Dengan alasan ini, pengidap biasanya menghindari berada pada tempat atau kondisi tersebut dan seringkali menjadi alasan yang menghambat kehidupan sosial dan pekerjaan.

Gejala

Gejala yang dialami oleh pengidap agoraphobia adalah mengalami hal-hal berikut pada situasi yang dia takutkan, biasanya, yaitu:

- Detak jantung yang cepat.
- Napas yang cepat.
- Merasa panas dan berkeringat atau merasa dingin.
- Merasa sakit (tidak enak badan).
- Mual atau diare.
- Nyeri dada.
- Gangguan menelan.
- Takut akan mati.
- Penyebab

Penyebab pasti dari agoraphobia hingga kita belum diketahui secara pasti.

Namun, diduga terkait dengan adanya riwayat gangguan panik, gangguan cemas yang disertai panik, dan pada situasi yang dapat memicu ketakutan yang berlebih.

Gangguan panik sendiri kemungkinan terkait dengan riwayat dalam keluarga dan adanya kejadian traumatik atau stressor sebelumnya.

Pengobatan dan Pencegahan

Terapi atau pengobatan agoraphobia dapat dilakukan dengan beberapa langkah cara non-farmakologi dan obat-obatan.

Pada awalnya, pengidap agoraphobia akan disarankan untuk menjalani psikoterapi dengan psikolog atau psikiater untuk mencoba melakukan perubahan pola hidup (seperti olahraga teratur, makan-makanan yang sehat dan mencegah konsumsi alkohol) dan teknik self-help untuk menangani gejala yang dialami.

Selanjutnya, jika tidak membaik, pengidap agoraphobia akan menjalani program guided self-help.

Bila Kedua langkah tersebut tidak memberikan hasil yang baik, maka kemungkinan perlu dilakukan Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

Jika gejala agoraphobia tidak berespon terhadap terapi non-farmakologi, maka dokter akan menyarankan untuk mengombinasi CBT dengan obat-obatan antidepresan atau antiansietas untuk meredakan gejala yang dialami.

Misalnya dengan golongan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRIs), serotonin-norepinephrine reuptake inhibitors (SNRIs), tricyclic antidepressants, monoamine oxidase inhibitors, atau benzodiazepin.

Lamanya penggunaan obat-obatan dapat berbeda-beda pada tiap pengidap tergantung dari responsnya terhadap terapi.

Pengobatan dapat dijalani selama 6-12 bulan, atau lebih.

Tidak ada cara khusus untuk mencegah agoraphobia, tetapi terapi psikoterapi diharapkan dapat membantu mengurangi gejala yang dialami. (TRIBUNNESWIKI.COM/PUTRADI PAMUNGKAS)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan Judul Agoraphobia

Editor: Panji Anggoro Putro
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved