Rabu, 7 Mei 2025

Tribunnews WIKI

Abses Otak, Penumpukan Nanah akibat Infeksi di Dalam Otak Menyebabkan Pembengkakan

Kamis, 9 April 2020 22:54 WIB
TribunnewsWiki

TRIBUN-VIDEO.COM - Abses otak adalah penyakit serius yang ditandai dengan adanya nanah yang berkumpul di dalam otak.

Kondisi ini memberi tekanan abnormal pada jaringan otak yang lunak sehingga dapat menyebabkan otak membengkak.

Akibatnya, otak dapat mengalami kerusakan secara permanen.

Infeksi yang terjadi juga mengganggu aliran darah ke otak dan jika aliran darah terhenti pasien akan mengalami stroke.

Infeksi tersebut dapat berasal dari pada paru-paru, jantung, dan perut yang menjalar ke otak melalui aliran darah.

Selain itu, infeksi di area kepala, seperti infeksi sinus atau telinga yang menyebar ke otak.

Dapat juga oleh karena patogen yang memasuki otak melalui luka terbuka, luka seperti ini dapat disebabkan oleh trauma pada kepala atau operasi otak.

Abses otak sering ditandai dengan munculnya sakit kepala yang berat, demam, kejang, bahkan gangguan kesadaran.

Kondisi ini cukup berbahaya dan membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat.

Abses otak juga dapat berkembang dengan cepat, namun jika segera dideteksi, ini dapat ditangani cukup dengan obat-obatan atau operasi.

Penyebab

Penyebab utama abses otak adalah adanya infeksi bakteri atau jamur di jaringan otak.

Infeksi bakteri atau jamur ini dapat berasal dari infeksi langsung di otak, cedera pada kepala, termasuk prosedur operasi di otak, dan penyebaran infeksi di organ lain melalui darah.

Jenis bakteri yang paling sering menyebabkan penumpukan nanah di otak berasal dari golongan Bacteriodes, Streptococcus, Staphylococcus, atau Enterobacter.

Sedangkan jenis patogen lain yang paling sering menyebabkan terbentuknya abses otak adalah jamur Aspergilus atau parasit Toxoplasma gondii.

Ada beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya abses otak, yaitu:

  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat menderita HIV/AIDS, kanker, atau menggunakan obat imunosupresan.
  • Mengalami infeksi telinga tengah (otitis media), infeksi pada tulang telinga (mastoiditis), sinusitis, abses gigi, atau meningitis.
  • Menderita cedera kepala, patah tulang tengkorak, atau pernah menjalani operasi pada kepala.
  • Menderita infeksi paru, endokarditis, infeksi di rongga perut, infeksi panggul, atau infeksi kulit.
  • Menderita penyakit jantung bawaan (PJB) atau kelainan pada pembuluh darah paru atau pulmonary arteriovenous fistula.

Gejala

Gejala abses otak cenderung ditandai dengan rasa sakit kepala, demam, dan penyakit neurologi lainnya.

Sekitar 75 persen dari orang-orang penderita abses otak mengalami gejala berupa kepala terasa kebas.

Terdapat pula gejala abses otak lainnya yang berdampak pada mental seperti:

  • Kebingungan
  • Mudah mengantuk
  • Gampang marah
  • Tidak mampu fokus
  • Lamban
  • Menurunnya tingkat responsivitas
  • Berpikir lambat

Gejala abses otak lainnya meliputi:

  • Otot melemah
  • Tubuh mengalami paralisis setengah badan
  • Koordinasi anggota tubuh yang menurun
  • Muntah
  • Demam
  • Kejang-kejang
  • Pengelihatan menurun

Semua gejala itu dapat timbul dalam waktu yang relatif berbeda, biasanya akan terjadi gejala setelah 1 minggu atau bahkan 2 minggu.

Mulanya penderita akan merasakan demam atau menggigil dan berhasil reda karena daya tahan tubuh yang stabil, namun akan memberikan kambuhan yang berat.

Diagnosis

Dokter akan melakukan Tanya jawab seputar keluhan, gejala, dan riwayat penyakit serta kesehatan pasien untuk mendiagnosis abses otak.

Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh, termasuk pemeriksaan saraf (neurologi).

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis dan menentukan penyebab abses otak.

Beberapa pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan, yaitu:

  • Tes darah, untuk mendeteksi tanda-tanda infeksi dari kadar dan jumlah sel-sel darah.
  • Pemindaian, seperti Rontgen, CT scan, atau MRI, untuk mengetahui lokasi dan ukuran abses otak.
  • Lumbal pungsi, untuk mengindentifikasi patogen, termasuk jenis bakteri penyebab abses otak.
  • Biopsi, untuk mengidentifikasi perubahan sel dan jaringan yang ada di otak, serta untuk menyetahui patogen penyebab abses otak.
  • Pemeriksaan kultur darah, untuk mencari bakteri atau jamur yang menyebabkan abses otak.
  • Electroencephalogram (EEG), untuk mengetahui aktivitas kelistrikan pada otak, terutama pada pasien abses otak yang mengalami kejang berulang.

(Tribunnewswiki.com/Ron)

Artikel ini telah tayang di TribbunnewsWiki dengan judul: Abses Otak

Editor: Sigit Ariyanto
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki

Tags
   #Tribunnews WIKI   #Abses   #Penyakit Otak

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved