Travel
Fakta Hari Raya Galungan dan Kuningan Umat Hindu di Bali yang Sarat Makna
TRIBUN-VIDEO.COM - Hari Raya Galungan di Bali akan berlangsung selama beberapa hari dan diakhiri dengan Hari Raya Kuningan.
Tak seperti perayaan Nyepi, saat Galungan dan Kuningan, wisatawan yang liburan di Bali boleh beraktivitas di pulau tersebut.
Namun, wisatawan diharuskan untuk menjaga sopan santun selama perayaan Galungan dan Kuningan berlangsung.
Sebelum menyaksikan secara langsung perayaan Galungan dan Kuningan di Bali, berikut 9 fakta Hari Raya Galungan dan Kuningan:
1. Hari Raya Galungan dirayakan setiap 210 hari sekali
Perhitungan ini didasarkan pada perhitungan kalender Pakuwon.
Mengutip dari Bali Spirit, Galungan dimulai dengan Rabu Dunggulan, yaitu minggu ke-11 dari 210 hari kalender Pakuwon.
Dengan begitu, setiap tahunnya Galungan dirayakan dua kali, yang berjarak rata-rata tujuh bulan.
2. Makna Galungan dan Kuningan
Mengutip dari Kompas.com, Galungan merupakan perayaan kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan).
Menurut umat Hindu di Bali, saat Hari Raya Galungan para dewa turun ke Bumi dan jiwa leluhur berkunjung ke keluarga mereka.
Sementara Kuningan bermakna mencapai peningkatan spiritual dengan cara introspeksi diri.
Tujuannya yaitu agar terhindari dari marabahaya.
Saat Kuningan, jiwa leluhur yang saat Galungan turun ke Bumi akan kembali ke tempat asalnya.
3. Galungan dan Kuningan identik dengan penjor
Mengutip dari Bali Spirit, Hari Raya Galungan dan Kuningan biasanya ditandai dengan adanya penjor atau janur kuning yang dipasang di sepanjang jalan.
Penjor biasanya terbuat dari batang bambu yang dihiasi dengan daun kelapa, padi, dan kotak khusus untuk sesaji yang disebut canang.
4. Umat Hindu berdoa di pura saat Galungan
Saat Hari Raya Galungan, umat Hindu di Bali akan menghabiskan waktu dengan berdoa di pura.
Orang Bali akan mengenakan pakaian tradisional untuk berdoa di pura.
5. Ritual sebelum Galungan
Mengutip dari Bali Spirit, tiga hari sebelum Galungan, umat Hindu di Bali akan merayakan Penyekeban atau hari untuk menutupi.
Umat Hindu biasanya akan menyiapkan pisang hijau yang ditutup dalam pot tanah liat besar untuk mempercepat proses pematangannya.
Dua hari sebelum Galungan disebut dengan Penyajaan.
Pada hari itu, umat Hindu di Bali akan membuat jaja atau kue nasi khas Bali.
Jaja terbuat dari tepung beras dan dimakan saat perayaan Galungan.
Sementara itu, sehari sebelum Galungan, umat Hindu akan merayakan Penampahan.
Pada saat Penampahan, umat Bali akan menyembelih babi sebagai wujud syukur.
6. Sehari setelah Galungan disebut dengan Manis Galungan
Pada hari itu, umat Hindu di Bali akan menghabiskan waktu dengan mengunjungi keluarga mereka dari satu rumah ke rumah lain.
Biasanya, mereka juga akan liburan bersama dengan mengunjungi sejumlah tempat di Bali.
Dua di antaranya yaitu Bedugul dan Tanah Lot.
7. Kuningan dirayakan 10 hari setelah Galungan
Hari Raya Kuningan akan dirayakan 10 hari setelah Hari Raya Galungan.
Umat Hindu percaya, saat Kuningan, Tuhan akan memberikan berkat kepada semua orang yang ada di Bumi.
8. 11 hari setelah Kuningan disebut Manis Kuningan
Selain Manis Galungan, ada juga perayaan Manis Kuningan.
Sama halnya dengan Manis Galungan, saat Manis Kuningan umat Hindu akan berlibur bersama sanak saudara mereka.
(TribunTravel.com/Sinta Agustina)
Artikel ini telah tayang di Tribuntravel.com dengan judul 9 Fakta Hari Raya Galungan dan Kuningan Umat Hindu di Bali yang Sarat Makna
Sumber: TribunTravel.com
Live Update
Jelang Hari Raya Nyepi di Lapangan Tikala Manado, Ratusan Umat Hindu Mengikuti Upacara Tawur Kesanga
Jumat, 28 Maret 2025
Live Update
Gubernur Sulut YSK Silaturahmi Bertemu Pengurus Umat Hindu, Jadwalkan Hadir di Acara Nyepi
Jumat, 21 Maret 2025
Regional
Umat Hindu se-Sulteng Peringati Hari Lahir Pura Agung Wana Kertha Jagadnatha, Ikuti Prosesi Melasti
Sabtu, 16 November 2024
Live Update
Ratusan Umat Hindu di Jayapura Gelar Upacara Pujawali, Undang Pandita dari Bali: Pembersihan Pura
Jumat, 18 Oktober 2024
LIVE UPDATE
Momen Perayaan Hari Raya Saraswati di Denpasar Bali, Umat Hindu Padati Pura untuk Bersembahyang
Sabtu, 13 Juli 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.