Sindiran Pedas PDIP soal Prabowo beri Gelar Pahlawan ke Soeharto: Negara Seharusnya Minta Ganti Rugi

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.

TRIBUN-VIDEO.COM - Politisi PDIP Guntur Romli mengkritik pemerintah soal pemberian gelar pahlawan nasional untuk Presiden ke-2 RI Soeharto.

Menurutnya, negara harusnya menagih ganti rugi triliunan kepada Soeharto dan ahli warisnya.

Dalam keterangan resmi yang diterima Tribunnews pada Selasa (11/11/2025), Guntur mengungkap sejumlah dosa besar era Soeharto.

Mulai dari dugaan korupsi, kolusi, dan nepotisme, hingga dugaan pelanggaran HAM berat.

Baca: Soal Anugerah Pahlawan Nasional untuk Soeharto, Ketua MPR Ahmad Muzani Nilai Tradisi yang Baik

"Negara/pemerintah harusnya menagih kepada Soeharto dan ahli warisnya ganti rugi triliunan sebagaimana putusan pengadilan yang sudah berkekuatan hukum tetap, bukan malah memberikan gelar pahlawan dan tunjangan tahunan," ungkap Guntur.

Guntur menegaskan, PDIP tidak masalah jika Marsinah yang menjadi sasaran kekerasan rezim Soeharto menjadi pahlawan.

Namun, ia heran jika Soeharto yang dianggap sebagai pelakunya juga mendapat gelar tersebut.

Baca: PDIP Sebut Negara Harusnya Tagih Ganti Rugi Triliunan ke Soeharto, Bukan Beri Gelar Pahlawan

"Bagaimana mungkin Marsinah dan Gus Dur yang menjadi sasaran kekerasan di era Orde Baru, pelaku (Soeharto) dan korbannya sama-sama ditempatkan sebagai pahlawan?" sambungnya.

Diketahui, Soeharto masuk daftar penerima gelar pahlawan yang diumumkan Presiden Prabowo Subianto pada Senin (10/11/2025).

Narator di istana menyinggung jasa Soeharto sebagai komandan BKR Yogyakarta serta memimpin pelucutan senjata Jepang.

Selain Soeharto, ada sembilan tokoh lain yang juga mendapat gelar pahlawan seperti Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid (Gus Dur) hingga Jenderal TNI (Purn) Sarwo Edhie Wibowo.

(Tribun-Video.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Guntur Romli PDIP: Pemberian Gelar Pahlawan bagi Soeharto Bertentangan dengan Akal Sehat