Jumat, 7 November 2025

Local Experience

Menengok Stupa-stupa Candi Parit Duku di Kompleks Percandian Muaro Jambi

Rabu, 5 November 2025 09:27 WIB
Tribun Jambi

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Beberapa waktu lalu, Tribun Jambi berkesempatan mengikuti Tur Promosi Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN) Muarajambi. 

Di antara stupa-stupa di sana yang menarik, di antaranya adalah Candi Parit Duku yang dikunjungi pada hari kedua, Senin (19/5/2025).

Jika sebelumnya hanya ke dua candi, kini ada beberapa tujuan candi: Gedong, Gumpung, Astano, Tinggi, dan Kembar Batu. Termasuk candi terbaru, Parit Duku.

Matahari belum lagi tinggi ketika satu per satu peserta Tur Promosi KCBN Muarajambi mengendarai sepeda listrik.

Pepohonan menjadi batas kanan kiri jalan di kompleks percandian Muaro Jambi ini. Pohon pinang, pisang, jambu, bambu, cokelat, dan lainnya.

Kokok ayam, kicau burung, lengkingan tonggeret, bersahutan dengan bunyi klakson sepeda listrik. Ya, untuk meramaikan perjalanan, peserta kadang iseng memencet-mencet tombol klakson, setengah bergurau dan tertawa.

Sekitar 10 menit, rombongan tur tiba di shelter parkiran sepeda listrik. Ada papan informasi bertuliskan: Situs Gedong. Situs Candi Gedong terdiri dari Gedong I dan Gedong II.

Di papan informasi, posisi Candi Gedong berada di tengah, di antara empat candi. Bila memulainya dari Museum KCBN Muarajambi, maka urutannya: Candi Koto Mahligai, Kedaton, Gedong, Gumpung, dan Astano.

Masih di papan informasi, pada bagian peta, terdapat jalur berliku-liku menuju Candi Gedong I dan II dari titik peserta tur tiba. Namun, sebelum melintasi jalur itu, peserta akan menemui satu candi lain: Parit Duku.

Inilah tujuan pertama, candi terbaru yang rekonstruksi atau pemugarannya selesai 2024.

Candi Parit Duku berbeda dengan Candi Kedaton yang berlandskap hamparan luas rerumputan. Ia lebih dekat dengan Candi Koto Mahligai yang di sekelilingnya berupa hutan, dengan pohon-pohon menjulang di dalam kompleksnya.

Tak ada pagar yang mengeliling kompleks Candi Parit Duku seluas sekitar 80 x 80 meter persegi ini. Berbeda dengan Candi Kedaton dan Candi Koto Mahligai yang terdapat pagar dari susunan bata-bata di sekelilingnya.

Sesuai nama, Candi Parit Duku menyimpan banyak pohon duku, selain pohon-pohon lain. Sebagian pohon duku masih rimbun, tapi beberapa lainnya kering meranggas.

Sementara kata “Parit” merujuk pada parit-parit atau kanal-kanal kecil yang mengelilingi kompleks candi. Kuat dugaan, dulunya kanal kecil menjadi jalur masuk dari Sungai Batanghari dan anak-anak sungai menuju kompleks percandian.

Saat ditemukan pada 2022, Candi Parit Duku hanya berupa gundukan-gundukan tanah alias menapo-menapo. 

“Awalnya, kami mendapati enam gundukan atau menapo,” kata Sigit Ario Nugroho, pemandu tur dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) V Wilayah Jambi.

Setelah diekskavasi atau digali, dari enam gundukan atau menapo, diperoleh setidaknya 22 struktur bangunan candi berupa bata-bata merah. Kemudian, BPK V Wilayah Jambi memugarnya pada 2024.

Jurnalis Tribunjambi.com pernah menyambangi lokasi Candi Parit Duku pada 2024. Ketika itu, pagar seng mengelilingi dan menutup lokasi karena dalam proses pemugaran. 

Antara satu struktur bangunan candi dan satu struktur lainnya terpisah. Ada yang relatif dekat, ada yang agak jauh.

Bata-bata berserakan di masing-masing lokasi candi. Pohon-pohon berdiri di sekitarnya, bahkan ada yang menjulang di atas gundukan atau menapo yang menyelimuti candi.

“Dalam proses pemugaran, kami menemukan dua struktur lagi, sehingga total ada 24 struktur bangunan candi di sini,” ujar Sigit.

“Namun, yang kami pugar tetap 22 struktur. Dua struktur baru tadi tidak kami pugar,” imbuhnya.

Kompleks Stupa

Candi Parit Duku tak seluas Candi Kedaton dan Koto Mahligai.

Candi ini sepertinya dulu bukan tempat untuk berkumpul, layaknya Candi Kedaton dan Koto Mahligai yang menjadi tempat belajar dan beribadah.

Hasil penelitian menyimpulkan Candi Parit Duku merupakan kompleks stupa.

Pada masanya, stupa-stupa di sini berfungsi sebagai tempat penyimpanan relik atau abu kremasi dari bagian-bagian tubuh ataupun benda-benda peninggalan orang-orang yang telah mencapai kesucian. 

Secara umum, stupa berupa susunan bata-bata yang membentuk menjadi kubah. Seperti berdiri di atas alas, wujud kubah mengerucut di bagian atasnya, sekilas mirip lonceng berukuran besar. Stupa macam ini ada di Candi Kedaton. 

Versi lain menyebut stupa berbentuk mirip mangkuk terbalik, dengan kubah pipih dan tongkat di atasnya, seperti di Candi Borobudur.

Namun, stupa di Candi Parit Duku tak hanya kerucut. Ada beberapa varian bentuk stupa, seperti persegi panjang, segitiga, ada juga mirip bentuk ketupat.

Di setiap bangunan candi, terpasang papan bertuliskan nomor mulai dari 1 hingga 24. Penanda jumlah bangunan Candi Parit Duku sebanyak 24.

Dua di antaranya asli tanpa pemugaran. Hanya bata-bata berserak, sebagian tampak permukaannya, sebagian lain tertimbun tanah, dengan rumput tumbuh di atasnya.(*)

Program: Local Experience
Editor Video: Akmal Khoirul Habib

#candi #paritduku #jambi

Editor: Sigit Ariyanto
Video Production: Akmal KhoirulHabib
Sumber: Tribun Jambi

Tags
   #Local Experience   #stupa   #Muaro Jambi

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved