Terkini Nasional
PERANGAI BURUK JS SUAMI Ceraikan Safitri Usai Jadi PPPK, Tak Beri Nafkah, Murka Saat Tak Ada Lauk
TRIBUN-VIDEO.COM - Sungguh miris JS, suami Melda Safitri yang belakangan ini ramai disorot.
Sempat ribut besar, Melda safitri pun akhirnya membongkar tabiat sang suami selama berumah tangga.
Menurut pengakuan Melda Safitri, suaminya tak beri nafkah, sehingga berujung keributan dan sering marah-marah
Seperti diketahui Melda Safitri belakangan jadi perhatian publik usai diceraikan tiga hari jelang sang suami dilantik sebagai PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja).
Menurut Safitri, alasan sang suami menceraikannya berawal dari tak ada lauk di rumah.
Keduanya ribut hingga sang suami mengucap talak ke Safitri.
"Hari itu tanggal 14 Agustus, dia pulang kerja, sudah sore, terus dia marah-marah gitu, tidak ada kawan nasi (lauk) di rumah. Karena bagaimana saya harus masak nasi atau kawan nasi sedangkan apa pun tidak ada di rumah," ujar Fitri dengan suara bergetar, kepada Serambinews, Selasa (21/10/2025).
Baca: MUNCUL KE PUBLIK! JS Satpol PP Aceh Singkil Bantah Ceraikan Istrinya seusai Lolos PPPK: Masalah Lama
Suami Fitri terus berlanjut marah dan mengeluarkan kata-kata kasar hingga dinilai melukai harga dirinya.
Malam itu juga, suami Fitri pergi bersama rekannya hingga pulang larut malam.
Amarah suami Fitri terus berlanjut hingga keesokan harinya.
Karena kesal, Fitri lantas membalas ucapan suami yang dinilai menyakitkan hatinya hingga terjadi ribut besar.
"Saya balas-lah repetan dia, kamu mau apa, kesalahanku apa, saya bilang. 'Kamu kan tidak bawa belanja, tidak ada kasih (nafkah) apa-apa, jadi apa yang saya masak?' Jadi dia memancing emosi saya terus, dipancing-dipancing sama dia, terus saya merepet sama dia. Setelah itu, saya pergi cuci piring karena capek ribut terus," ungkapnya.
Saat Fitri mencuci piring, ternyata suaminya sudah membungkus baju lalu pergi ke rumah tetangga untuk meminjam sepeda motor.
Saat kembali ke rumah, sang suami langsung mengucapkan kata cerai di hari itu juga.
"Dia langsung bilang ke saya, kamu Fitri saya ceraikan 1, 2, 3 lalu dia pergi membawa bajunya," ungkap Fitri.
Tiga hari setelah peristiwa itu, tepat pada 18 Agustus, sang suami dilantik menjadi PPPK.
Fitri menegaskan, suaminya menceraikan dirinya bukan semata karena pertengkaran rumah tangga, melainkan karena sang suami akan dilantik menjadi PPPK.
“Dia ceraikan saya karena mau jabatan. Padahal kami dulu berjuang bersama. Saya sempat berharap, setelah dia dilantik jadi PPPK, bisa sedikit membantu perekonomian keluarga,” ujar Fitri.
Namun, lanjutnya, harapan itu justru pupus.
“Begitu dikasih Allah rezeki, dia malah ceraikan saya. Kalau memang mau cerai, kenapa tidak dari dulu,” tuturnya dengan nada kecewa.
Fitri bahkan mengaku sudah sejak jauh hari membantu menyiapkan pakaian dan atribut Korpri untuk pelantikan suaminya sebagai PPPK.
Semua perlengkapan itu dibeli dari hasil ia berjualan cabai dan sayuran di pasar.
“Baju pelantikan itu saya yang belikan dari hasil jualan. Dia yang pesan di Shopee tapi saya yang disuruh bayar, ya uangnya dari hasil jual gorengan. Saya bantu dia dari nol, dari belum kerja sampai bisa lulus PPPK. Tapi justru saya ditinggal sebelum dia menerima SK,” tutur Fitri lirih.
Dua bulan pasca diceraikan secara lisan, hingga Oktober ini Fitri mengaku bertahan dari hasil jualan gorengan dan minuman seribu rupiah di depan rumahnya.
Dari hasil tersebut dia juga mampu menghidupi kedua anaknya yang masih kecil.
Selama masa itu pula, Fitri dan suaminya telah melakukan mediasi disaksikan kedua orang tua dan pihak Kepala Desa, namun sang suami tetap bersikeras untuk menceraikannya.
"Bahkan katanya dia mau menceraikan saya sejak lama, tapi dulu posisi saya masih hamil dan saya baru tahu waktu mediasi," ungkap Fitri.
Jauh sebelum ini, Fitri mengungkap jika dulu pernikahannya memang sempat tidak direstui oleh ibu mertua.
Bahkan setelah mereka menikah pada tahun 2020, mertua sering ikut campur.
"Sampai dulu suami saya itu pernah bantu saya cuci piring, pernah bantu saya menyuci. Itu dia bicarakan ke orang-orang. Seperti seorang tua tadi dia bicarakan ke tetangga-tetangga dia.
"Dia bilang anak saya dibubudak-budak oleh dia, sama tetangga-tetangga. Dia suruh perempuan bantu. Awalnya saya diam, tapi lama-lama saya diinjak," timpalnya.
Saat ini, Fitri mengaku sangat kecewa.
Bahkan ia bersikeras tidak ingin kembali jika suatu waktu suaminya memintanya kembali.
Saya Tidak Malu, Saya Hanya Ingin Dihargai
Fitri menegaskan bahwa dirinya tak berniat membuka aib rumah tangga.
Ia hanya ingin menyuarakan bagaimana perjuangan seorang istri yang selama ini ikut berjuang membangun rumah tangga.
“Saya tidak malu. Saya cuma ingin dihargai. Saya bukan istri yang minta lebih, saya cuma ingin dihormati sebagai perempuan yang sudah berjuang,” tuturnya.
Ia mengaku sudah melapor ke sejumlah pihak terkait untuk mencari keadilan, namun hingga kini belum mendapat solusi.
“Saya sudah ke sana kemari, tidak ada hasil. Cuma dipandang sebelah mata,” katanya.
Kini, Fitri bersama dua anaknya telah kembali ke rumah orang tuanya di Aceh Selatan.
Meski berat, ia mengaku berusaha tetap kuat demi anak-anak.
“Sebelum pulang, saya sempat datang ke rumah mertua, saya minta maaf. Walaupun saya disakiti, mereka tetap orang tua. Tapi tak satu pun dari mereka yang mengantar saya pergi. Hanya tetangga-tetangga baik yang membantu kami,” kata Fitri.
Baca: Menkeu Purbaya Bayar Hacker Indonesia Kelas Dunia Untuk Uji Kemanan Coretax: Yang Jagoan Saya Bayar
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com dengan judul Perangai JS Suami Ceraikan Safitri Usai Jadi PPPK, Tak Beri Nafkah, Murka Saat Tak Ada Lauk
Video Production: Lulu Adzizah F
Sumber: Sumber Lain
Terkini Nasional
MUNCUL KE PUBLIK! JS Satpol PP Aceh Singkil Bantah Ceraikan Istrinya seusai Lolos PPPK: Masalah Lama
2 hari lalu
Terkini Nasional
SOSOK JS, SATPOL PP Aceh yang Ceraikan Istri Usai Lolos PPPK, Ngaku Rumah Tangga Renggang dari Lama
2 hari lalu
Tribunnews Update
Penampakan Batu Giok Raksasa 5.000 Ton Ditemukan Terkubur di Hutan Beutong Aceh
3 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.