Selasa, 28 Oktober 2025

Mancanegara

Gencatan Senjata Tiada Arti! Israel Kembali Gempur Gaza, Tuduh Hamas Langgar Kesepakatan

Selasa, 21 Oktober 2025 22:56 WIB
Tribunnews.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir menyerukan dimulainya kembali pertempuran penuh melawan Hamas.

Serangan udara Israel diluncurkan pada akhir pekan, berselang sepekan setelah kesepakatan gencatan senjata sementara diberlakukan di bawah rencana perdamaian 20 poin Presiden AS Donald Trump.

“Keyakinan bahwa Hamas akan mematuhi kesepakatan adalah keliru dan berbahaya bagi keamanan nasional kita,” kata Ben Gvir dalam pernyataan resmi yang dikutip dari RT News.

“Organisasi ini harus dihancurkan sepenuhnya, dan semakin cepat semakin baik.”

Menurut laporan resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), pasukan Hamas diduga menembakkan rudal antitank dan menembaki tentara Israel yang beroperasi di kota Rafah, Gaza bagian selatan.

Baca: Penjelasan Israel Soal Serangan ke Rafah, Menteri Keamanan Nasional Sentil Hamas


Bahkan, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka membanggakan aksi militernya yang menggempur Jalur Gaza dengan total 153 ton bom selama akhir pekan, meski gencatan senjata dengan Hamas masih berlangsung.

Pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam pembukaan musim dingin parlemen Israel, Knesset, pada Senin (20/10/2025).

Ia menegaskan pasukan Israel tetap melakukan operasi intensif di Gaza sebagai bentuk “pembelaan diri”, meski secara tersirat mengakui telah melanggar kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi oleh Amerika Serikat.

Dalam kesempatan itu Netanyahu juga menuding Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata, karena Hamas seharunya membebaskan semua sandera Israel dalam waktu 72 jam sebagai imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Israel.

Namun, pelaksanaannya tak berjalan mulus. Hamas telah menyerahkan 20 sandera hidup dan 12 jenazah, tetapi Israel menuduh kelompok itu gagal memulangkan 16 jenazah lainnya.

Seorang saksi mata Palestina di kamp Al-Bureij, Gaza tengah, Abdullah Abu Hasanin (29), yang bergegas ke lokasi pengeboman, mengungkapkan keputusasaannya terhadap tindakan Israel.

Baca: Gelagat Pegawai BUMN di Banyuwangi Usai Bunuh Istri: Cari Nomor Polisi hingga Serahkan Diri Lewat WA


"Saya berharap perjanjian ini akan bertahan, tetapi pendudukan tidak menghormati apa pun - bukan perjanjian, bukan apa-apa," katanya, sebagai mana dikutip dari AFP.

"Pemandangannya tak terlukiskan. Darah telah kembali lagi," imbuhnya

Gencatan Senjata yang Rapuh
Israel menanggapinya dengan serangan udara terhadap target yang diklaim merupakan bagian dari militer Hamas.

Namun, di lapangan, serangan tersebut juga menewaskan warga sipil, termasuk anak-anak.

Badan pertahanan sipil Gaza , yang beroperasi di bawah otoritas Hamas, mengatakan sedikitnya 45 orang tewas di seluruh wilayah akibat serangan Israel.

Sementara itu, kepada AFP, empat rumah sakit di Gaza mengonfirmasi jumlah korban tewas sebanyak 45 orang, dan mengatakan mereka telah menerima korban tewas dan luka.

Para pengamat menilai eskalasi ini menunjukkan betapa rapuhnya proses perdamaian Gaza.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Gencatan Senjata Berdarah: Israel Kembali Gempur Gaza, Tuduh Hamas Langgar Kesepakatan Damai Trump

Editor: Dimas HayyuAsa
Video Production: Ilham Bintang Anugerah
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Israel   #gencatan senjata   #Hamas   #Gaza

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved