Rabu, 1 Oktober 2025

Tribunnews Update

Soal Kasus Keracunan MBG, Kepala BGN Salahkan SPPG yang Tak Patuh SOP dengan Benar

Rabu, 1 Oktober 2025 13:50 WIB
Kompas.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM -  Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menilai maraknya kasus keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) terjadi karena Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tidak menjalankan standar operasional prosedur (SOP) dengan benar. 

Menurut Dadan, kasus keracunan MBG yang mencuat dalam dua bulan terakhir memperlihatkan adanya pelanggaran teknis di lapangan, mulai dari pengadaan bahan baku hingga proses distribusi makanan. 

Baca: Ribuan Siswa Keracunan MBG: Kepala BGN Didesak Tanggung Jawab, Diminta Mundur dari Jabatannya

“Nah, dengan kejadian-kejadian ini kita bisa lihat bahwa kasus kejadian banyak terjadi di dua bulan terakhir. 

Ini berkaitan dengan berbagai hal, dan kita bisa identifikasi bahwa kejadian itu rata-rata karena SOP yang kita tetapkan tidak dipatuhi dengan saksama,” kata Dadan dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR RI, Rabu (1/10/2025). 

Dia mencontohkan, ada SPPG yang membeli bahan baku empat hari sebelum distribusi, padahal seharusnya maksimal dua hari. 

Baca: Mahfud MD Puji MBG sebagai Program Mulia, Tapi juga Soroti Tata Kelola dan Kasus Keracunan

Selain itu, durasi memasak hingga distribusi makanan juga kerap melebihi batas waktu yang ditetapkan. 

“Kemudian ada kita tetapkan, proses memasak sampai delivery tidak lebih dari enam jam, optimalnya empat jam. Tetapi seperti di Bandung, itu ada yang memasak dari jam 9 (malam), dan kemudian di-delivery ada yang sampai jam 12, ada yang 12 jam lebih,” ujar Dadan. 

Atas berbagai pelanggaran tersebut, BGN menjatuhkan sanksi berupa penutupan sementara terhadap sejumlah SPPG yang dianggap lalai menjalankan SOP. 

Baca: Wartawan Dicekik saat hendak Ungkap Isu Dapur MBG yang Diduga Picu Siswa Keracunan di Jakarta Timur

“Jadi dari hal-hal seperti itu kemudian kita memberikan tindakan bagi SPPG yang tidak melalui SOP dan juga menimbulkan kegaduhan. Kita tutup sementara sampai semua proses perbaikan dilakukan, dan kemudian mereka juga harus mulai memitigasi terkait dengan trauma yang akan timbul pada penerima manfaat,” jelas Dadan. 

Menurut Dadan, penutupan sementara itu tidak memiliki batas waktu tertentu. 

Pemerintah akan menunggu hasil investigasi serta kesanggupan SPPG memperbaiki sistem pelayanannya. 

“Oleh sebab itu, penutupan bersifat sementara tersebut waktunya tidak terbatas, tergantung dari kecepatan SPPG mampu melakukan penyesuaian diri dan juga menunggu hasil investigasi,” tutur Dadan. 

Baca: 2 Cucu Mahfud MD jadi Korban Keracunan MBG hingga Masuk Rumah Sakit: Jangan Menyederhanakan

Dalam rapat tersebut, Dadan melaporkan ada lebih dari 6.457 orang terdampak kasus keracunan MBG. 

Data tersebut merupakan rekapitulasi yang dicatatkan BGN hingga 30 September 2025. 

“Kita lihat di wilayah satu ada yang mengalami gangguan pencernaan sebanyak 1.307, wilayah dua bertambah, tidak lagi 4.147, ditambah dengan yang di Garut mungkin 60 orang. Kemudian wilayah III ada 1.003 orang,” kata Dadan. 

Dia menambahkan, kasus terbaru keracunan MBG ditemukan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, dan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat. 

Baca: Wartawan Dicekik saat hendak Ungkap Isu Dapur MBG yang Diduga Picu Siswa Keracunan di Jakarta Timur

Di Garut, keracunan diduga dipicu pembagian makanan dua kali sehari karena dapur MBG setempat akan direnovasi. 

“Salah satu makanan yang dibagikan adalah susu. Susunya langsung diminum dan itu yang kemudian menimbulkan gangguan pencernaan,” kata Dadan. (*)

Baca juga berita terkait di sini

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Marak Keracunan MBG, BGN Salahkan SPPG yang Tak Patuh SOP

# TRIBUNNEWS UPDATE #  keracunan # MBG # makan bergizi gratis # Kepala BGN
Editor: Panji Anggoro Putro
Video Production: Dedhi Ajib Ramadhani
Sumber: Kompas.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved