Senin, 27 Oktober 2025

Terkini Nasional

Respons Menohok Dedi Mulyadi soal Kasus Santri di Bogor Dihajar hingga Tewas oleh Temannya: Sadis Ya

Senin, 22 September 2025 18:16 WIB
Tribunnews Bogor

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.

 

TRIBUN-VIDEO.COM - Kasus penganiayaan seorang santri di Bogor yang berujung pada kematian jadi sorotan tajam Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.

Baru-baru ini Gubernur yang karib disapa KDM itu mengundang orang tua korban, Fadil Ulum Hanafiz (15) ke kediamannya.

Dedi lantas bertanya soal kronologi Fadil dianiaya oleh rekannya sesama santri hingga tewas.

Deni, ayah korban pun menceritakan detik-detik putra pertamanya meninggal dunia akibat penganiayaan yang dialaminya.

Diungkap Deni, awalnya ia dihubungi oleh pihak ustaz tempat anaknya mengenyam pendidikan yakni di Pondok Pesantren Darul Rahman di wilayah Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor pada tanggal 11 Agustus 2025.

Alangkah terkejutnya Deni dan sang istri saat mendadak diminta ke rumah sakit karena Fadil sakit.

Hingga akhirnya Deni semakin kaget melihat kondisi putranya di rumah sakit dengan keadaan yang parah.

"Kejadian tanggal 11 (September), meninggal tanggal 16 September. Dikabarin (korban) sakit sama ustaz di rumah sakit," ungkap Deni, dilansir TribunnewsBogor.com dari Youtube KDM, Senin (22/9/2025).

Baca: Berapi-Api, Dedi Mulyadi Bahas Dosa Pejabat pada Masa Lalu: Sibuk Terima Duit, Dia Gak Mikir!

"Ketika di rumah sakit kondisinya gimana?" tanya Dedi.

"Muka udah sedikit hancur, bukan sakit, ada penganiayaan katanya," jawab Deni.

Diakui Deni, ia tidak menaruh curiga apapun.

Sebab saat terakhir bertemu, Fadil tidak cerita apa-apa.

"(Korban) enggak ada cerita apa-apa. Terakhir ketemu saya juga enggak ada cerita. Waktu itu bulan apa itu pertemuan, enggak ada cerita, masih sehat aja," akui Deni.

Beberapa saat kemudian, Deni kian terpukul saat diberitahukan oleh ustaz bahwa Fadil menjadi korban penganiayaan oleh sesama santri.

"Saya kan nanya, pak ustaz ini ada apa? kabar dari salah satu ustaz itu (korban) jatuh dari lantai, jatuh dari mana saya tanya, katanya jatuh dari lantai berapa. (Kata ustaz) nanti dijelasin. Keluar, kita ngobrol, baru di situ dijelasin Fadil adalah korban pemukulan," ujar Deni.

Lebih lanjut, Deni pun menceritakan isi rekaman CCTV yang diungkap ustaz di pesantren.

Ternyata Fadil diserang dan dianiaya oleh pelaku saat sedang tidur lelap.

Mendengar cerita Deni, Dedi bengong seolah ngeri dengan kejadian di TKP.

Baca: Dedi Mulyadi Meledak! Larang Keras Pejabat untuk Flexing, Sebut Bikin Rakyat Miskin Tambah Susah

"Ada di CCTV, pelemparan pakai batu dan pemukulan pakai kayu sebanyak empat sampai lima kali," kata Deni.

"Dilempar pakai batu dan dilempar pakai kayu? Dilemparnya di mana?" tanya Dedi.

"Lagi tidur," kata Deni.

Dari cerita para saksi dan rekaman CCTV, penganiayaan terhadap Fadil dilakukan pelaku saat dini hari.

"Sadis ya, itu lagi tidur dihajarnya?" tanya Dedi.

"Pukul 3 pagi," jawab Deni.

"Jadi dihantemin pakai batu dan kayu pada waktu (korban) lagi tidur," ujar Dedi syok.

Langsung membayangkan momen saat kejadian penganiayaan berlangsung, Dedi heran kenapa tidak ada santri yang mendengar saat korban diserang pelaku.

Ternyata ada alasan khusus kenapa tidak ada santri yang menolong korban saat penganiayaan terjadi.

"Di tempat tidurnya kan, biasanya pesantren mess, kenapa tidak ketahuan? kenapa yang satu komplek (kamar) itu tidak cerita?" tanya Dedi.

"Biasanya (sekamar dihuni) 18-19 santri," jawab ibu korban.

Baca: Tawa Pecah! Komeng Singgung Instruksi Dedi Mulyadi soal Alam hingga Soroti Banjir di Depan Kemenhut

"Ada penjelasan juga. Waktu malam itu kan latihan marawis. Setelah latihan itu ngobrol bareng-bareng biasa. Tidur, kelelahan, capek (jadi tidak sadar korban dianiaya), emang enggak ada yang bangun katanya," ungkap Deni.

Diakui Deni, para santri baru sadar ada yang tidak beres setelah mendengar suara Fadil yang tercekat dan susah bernapas.

"Jadi faktornya karena pada waktu penganiayaan itu tidak ada satu pun santri yang terbangun?" tanya Dedi.

"Iya. Saat ada suara ngorok anak saya susah napas (setelah penganiayaan), ada yang bangun mungkin," kata Deni.

"Menurut keterangan CCTV (korban) dihantamnya pakai balok berkali-kali," ujar keluarga korban.

"Keterangan dari rumah sakit, di (dagu) agak ke dalam sebelah, hidung agak (patah), di (pipi) luka biasa tapi katanya retak. Kepala ada pendarahan, karena pemukulannya kan dari depan. Ada memar, ada pendarahan," timpal Deni.

Syok dan heran, Dedi lantas bertanya soal motif pelaku menganiaya korban.

Pengacara keluarga korban pun akhirnya menceritakan pengakuan pelaku belakangan diketahui berinisial AZ (14).

Baca: Respons Santai Dedi Mulyadi seusai Dituduh Terlibat Korupsi Proyek Perumahan: Silakan Dilaporkan

"Motifnya apa?" tanya Dedi Mulyadi.

"Saya tanya kenapa demikian, katanya saling ejek sesama santri," ujar imbuh pengacara korban.

"Saling ejek tapi sadis ya," ujar Dedi.

Diungkap pula oleh pengacara korban, pelaku mengaku ia melakukan aksinya tidak sendirian.

Pengakuan itu seolah jadi bukti baru bahwa korban tidak dianiaya oleh satu orang saja.

"Kami didatangi keluarga terduga pelaku, ternyata tidak sendiri (pelaku beraksi), (katanya) ada teman juga yang membantu, menyiapkan batu, menyiapkan kayu. Saya pikir kenapa itu enggak disampaikan? tapi sampai sekarang belum ada keterangan," pungkas pengacara korban.

Mendengar cerita dari keluarga korban, Dedi tampak miris.

Dedi tak habis pikir dengan motif pelaku menganiaya korban hanya karena ejekan.

"Kita dulu kan pernah sekolah, ejek-ejekan biasa. Tapi sekarang tuh ejek-ejekan ujungnya pembunuhan dan itu dilakukan oleh anak-anak remaja," ungkap Dedi Mulyadi.


Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Dedi Mulyadi Syok Dengar Detik-detik Santri Dibunuh di Bogor, Korban Diserang Saat Tidur: Sadis!

Editor: Aditya Wisnu Wardana
Video Production: Muhammad Taufiqurrohman
Sumber: Tribunnews Bogor

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved