Sinopsis 'Ratu Ratu Queens: The Series', Dibintangi Nirina Zubir: Perjuangan 4 Sekawan Imigran di NY

TRIBUN-VIDEO.COM - Netflix baru saja merilis serial terbarunya berjudul Ratu Ratu Queens pada 12 September lalu.

Serial Indonesia ini hadir sebagai prekuel dari film populer Ali & Ratu Ratu Queens (2021).

Diketahui Ratu Ratu Queens diproduksi Palari Films dan disutradarai Lucky Kuswandi dengan penulis naskah Andri Cung.

Serial ini menghadirkan kisah hangat tentang persahabatan, perjuangan, dan mimpi, dibalut komedi ringan yang menyentuh hati penonton.

Ratu Ratu Queens dibintangi oleh empat aktris ternama, yaitu Nirina Zubir, Tika Panggabean, Asri Welas, dan Happy Salma di mana kehadiran mereka membawa warna khas yang berbeda-beda pada setiap karakter.

Baca: BOCORAN Trailer dan Sinopsis Film The Rip - Anggota Polisi Miami Hadapi Godaan Uang & Pengkhianatan

Sinopsis

Berkisah pada kehidupan empat perempuan imigran Indonesia yang merantau ke Queens, New York.

Mereka datang dengan latar belakang, mimpi, dan masalahnya masing-masing.

Party (Nirina Zubir) digambarkan sebagai sosok yang keras kepala sekaligus penuh tekad di mana Ia harus mempertahankan apartemen tempat tinggalnya sembari menjalani pekerjaan ilegal demi bertahan hidup.

Ance (Tika Panggabean), seorang ibu tunggal, menghadapi dilema besar ketika putrinya mulai beranjak remaja.

Hubungan mereka diwarnai tarik ulur antara kasih sayang, perbedaan pandangan, dan tanggung jawab.

Baca: Sinopsis My Youth, Pertemuan Kembali Cinta Pertama, Dibintangi Song Joong Ki, Tayang di Viu

Chinta (Happy Salma) tiba-tiba dihadapkan pada perceraian dengan suaminya, kehidupannya yang semula stabil berubah penuh ketidakpastian, membuatnya harus memulai dari awal.

Biyah (Asri Welas) tampil sebagai sosok pekerja keras yang pantang menyerah. Demi menghidupi dirinya, ia rela melakukan berbagai pekerjaan, termasuk menjadi maskot hot dog hingga Patung Liberty di jalanan New York.

Meskipun menghadapi kesulitan besar, keempatnya menemukan kekuatan dalam persahabatan. Kebersamaan mereka menjadi sandaran sekaligus sumber semangat untuk terus melangkah.

Tak hanya bertahan hidup, mereka juga berbagi satu mimpi yakni membuka sebuah restoran.

Impian itu menjadi simbol harapan sekaligus perekat dalam perjalanan mereka di negeri orang.(*)