Bermula Dari Celetukan, Masjid Raya Sumbar Berdiri Megah Tanpa Kubah, Punya Menara Setinggi 85 Meter

Editor: Radifan Setiawan

Video Production: fajri digit sholikhawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rizka Desri Yusfita

TRIBUN-VIDEO.COM, PADANG - Masjid Raya Sumbar merupakan salah satu masjid yang menjadi kebanggaan warga Sumatera Barat (Sumbar).

Terletak di Jalan Khatib Sulaiman Kota Padang, Masjid Raya Sumbar selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Mulanya, pembangunan Masjid Raya Sumbar merupakan hasil pemikiran dalam pertemuan bilateral antara dua kepala negara yakni Indonesia dan Malaysia.

Yulius Said mengatakan arsitek yang dipercaya untuk pembangunan masjid ialah Rizal Muslimin yang saat ini menjadi dosen di Sydney, Australia.

Sepuluh tahun proses pembangunan masjid selesai. Semua orang mengakui kehebatan dan kemegahan bangunan Masjid Raya Sumbar.

"Sekarang menjadi lima bangunan terantik di dunia. Jadi kebanggaan orang Sumbar dengan arsitektur yang mampu menarik wisatawan," kata Yulius Said.

Bentuk arsitektur Masjid Raya Sumbar memang menggambarkan Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah.

Kata Yulius Said, atap masjid tidak seperti rumah bagonjong dan tanduk kerbau. Tetapi menggambarkan bentuk bentangan kain (sapu tangan segi empat) yang digunakan untuk mengusung Batu Hajar Aswad.

"Sebelum Muhammad diangkat menjadi rasul terjadi banjir besar di Mekah. Sehingga Hajar Aswad terlempar dari tempatnya. Untuk meletakkan kembali batu tersebut ke tempat semula, ada empat kabilah suku Quraisy di Mekah berselisih pendapat mengenai siapa yang berhak memindahkan batu Hajar Aswad ke tempat semula," jelas Yulius Said.

Kemudian Nabi Muhammad mengusulkan siapa yang paling dulu masuk Masjidil Haram di waktu Subuh, dia lah yang berhak meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula. Lalu keempat suku itu setuju.

"Ternyata yang paling awal datang justru Muhammad. Muhammad dengan kebijakannya, dia tak mau sendiri meletakan Hajar Aswad.

Lalu ia meletakkan batu Hajar Aswad di atas selembar kain sehingga dapat diusung bersama oleh perwakilan dari setiap kabilah dengan memegang masing-masing sudut kain.

Nah, keempat sudut itu lah yang menjadi filosofi atap Masjid Raya Sumbar. Kemudian, Minangkabau terkenal dengan gonjong, maka dibuat gonjong supaya tinggi sehingga Adat dan Syarak bersatu, " sambung Yulius Said.

Masjid Raya Sumbar juga memiliki menara yang menjulang dengan ketinggian 85 meter.

"Rencana awal 99 meter sebagai simbol Asmaul Husna, namun tidak diizinkan oleh Lanud Tabing karena bisa mengganggu penerbangan.

Hingga ketinggian 44 meter, menara tersebut menggunakan lift sehingga pengunjung umum bisa menikmati indahnya pemandangan Kota Padang dari ketinggian. Tetapi masih belum dibuka," ujar Yulius Said.(*)

 

ARTIKEL POPULER:

Motif Prada Deri Permana Bunuh Vera Oktaria karena Didesak Nikahi dan Hamil, Ibu Korban Membantah

Prada DP Pelaku Mutilasi Vera Oktaria Ditangkap di Serang Banten, Dibenarkan oleh Keluarga Korban

Video Hubungan Intim Diduga Siswi SMK di Bulukumba Viral di WhatsApp, Ada Dialog yang Terekam

 

<iframe width="520" height="292" src="https://www.youtube.com/embed/Y8P2iVvZRR4" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>

Sumber: Tribun Padang
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda