2 KEJANGGALAN Ijazah Jokowi Dibongkar Roy Suryo, Ngaku Lihat Langsung dan Singgung Ini

Editor: Dimas HayyuAsa

Video Production: Latif Ghufron Aula

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.

TRIBUN-VIDEO.COM - Pakar Telematika sekaligus mantan Menpora KRMT Roy Suryo mengurai sederet kejanggalan terkait skripsi Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo alias Jokowi.

Dalam salah satu program televisi, Roy Suryo bahkan gamblang memperlihatkan yang ia sebut sebagai hal tak wajar dari skripsi Jokowi.

Diakui Roy Suryo, ia telah memegang dan melihat sendiri buku skripsi atas nama Jokowi tersebut.

Seperti diketahui, isu soal ijazah palsu Jokowi berkembang sejak lama.

Salah satu yang giat menyinggung soal tudingan ijazah palsu tersebut adalah Roy Suryo.

Bukan cuma ijazah, Roy Suryo kini membahas soal skripsi Jokowi.

"Skripsinya yang seharusnya milik publik, skripsi seseorang kan hasil karya buah pikiran, yang bisa dibaca di perpustakaan, itu pun baru last minute setelah kita berdebat dengan UU keterbukaan informasi (baru diperlihatkan)," kata Roy Suryo.

Datang langsung ke UGM, Roy Suryo memperlihatkan hasil jepretannya yakni foto lembar demi lembar skripsi Jokowi.

"Ini saya foto sendiri dari UGM. Kita lihat," imbuh Roy Suryo.

"Artinya skripsi itu ada?" tanya jurnalis Aiman.

"Ada, yang disebut skripsinya Joko Widodo itu ada," akui Roy Suryo.

Memperlihatkan lembar demi lembar, Roy Suryo menyinggung soal perbedaan font di skripsi Jokowi.

Menurut Roy, ada keanehan di skripsi tersebut yakni ada font dari komputer dan ada font mesin ketik.

Padahal kata Roy Suryo di tahun kelulusan Jokowi, belum ada font komputer buatan Windows tersebut yakni Times New Roman.

Baca: 6 Hari Hilang, Warga Makmur Bireuen Ditemukan Tewas Membusuk di Sawah Disebut Memang Jarang Pulang

"Kalau kita lihat halaman berikutnya, ini ketikan manual, ketikan dengan mesin ketik manual. Ada nanti di halaman pengesahan itu yang dibuat tidak dengan mesin ketik manual tapi dengan font, kalau diteliti itu font itu jauh mendahului jamannya," ujar Roy Suryo.

"Ini tidak ada di tahun 85 dengan font semacam ini. Ini adalah font kreasi dari Windows yang baru ada di tahun 1992," sambungnya.

Berikutnya, hal kedua yang disebut Roy Suryo kejanggalan dalam skripsi Jokowi adalah terdapat di lembar pengesahan.

Roy Suryo menyinggung soal adanya kata 'tesis' di lembar pengesahan tersebut.

"Ada halaman yang sangat penting, itu halaman pengesahan atau halaman pengujian, ini lucu lagi, tidak ada di skripsinya Jokowi justru ini ditampilkan pada skripsinya orang lain. Paling lucu di sini 'dipertahankan di depan dewan penguji tesis'. Tesis itu S2," pungkas Roy Suryo.

"Jadi berdasarkan ini, kok kayak gini bisa lulus sih? enggak ada tanda tangannya loh ini. Kok bisa dapat ijazah?" tanyanya.

Mengurai lebih lanjut soal perbedaan font, Roy Suryo menyebut tidak mungkin di era Jokowi sudah ada font Times New Roman.

"(Tahun 1992) Ada mesin ketik elektrik tapi hurufnya enggak kayak gini, yakin saya, karena saya kerja di toko komputer waktu itu. Baru dari printout setidaknya keluarnya dari mesin laser jet atau inkjet yang keluar tahun 92," singgung Roy Suryo.

Baca: Palsukan Dokumen untuk Kuliah, Pengacara TIPU UGM yang Gugat Jokowi soal Ijazah Palsu Jadi Tersangka

Terkait dengan font alias huruf di skripsi Jokowi yang dibahas Roy Suryo tersebut, pihak UGM ternyata sempat mengklarifikasinya.

Dekan Fakultas Kehutanan UGM, Sigit Sunarta menyebut bahwa penggunaan font Times New Roman dalam skripsi Jokowi sudah lazim digunakan di era tersebut.

Diungkap Sigit, mahasiswa di tahun 1985 terbiasa mencetak skripsi di percetakan sekitar kampus UGM seperti Prima dan Sanur.

Di masa itu kata Sigit, pihak percetakan memang menyediakan layanan khusus cetak skripsi.

Hal itulah yang membuat font sampul, lembar pengesahan dan lembar pengerjaan skripsi berbeda yakni font Times New Roman dengan ketikan mesin ketik.

“Bagian sampul dan lembar pengesahan biasanya dicetak menggunakan mesin percetakan. Tapi seluruh isi skripsi setebal 91 halaman tetap diketik dengan mesin ketik, sebagaimana umumnya di masa itu,” ungkap Sigit Sunarta.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Roy Suryo Bongkar 2 Kejanggalan Skripsi Jokowi, Singgung Soal Huruf Berbeda hingga Tulisan 'Tesis'

Sumber: Tribunnews Bogor
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda