TRIBUN-VIDEO.COM - Junta Militer Myanmar menyatakan menolak melakukan gencatan senjata seperti yang diusulkan kelompok etnis.
Gencatan senjata ini dimaksudkan untuk membantu operasi penyelamatan korban gempa yang saat ini masih terjebak reruntuhan.
Pemimpin Junta, Jenderal Ming Aung Hlaing menuding usulan dari kelompok-kelompok pemberontak tersebut sebagai upaya untuk menyiapkan serangan terhadap militer berkuasa.
Hal tersebut dikatakan oleh Ming Aung Hlaing dalam acara penggalangan dana di Naypidaw, Selasa (1/4).
Adapun pengumuman ini disampaikan saat korban tewas gempa Myanmar kini mencapai angka 2179 orang.
Baca: TNI Kirim Anjing Pelacak hingga Bantu Pencarian Korban Gempa di Myanmar
Baca: Indonesia Kirim Bantuan & Pasukan Misi Kemanusiaan ke Myanmar, Kepala BNPB: Dilepas Presiden Prabowo
Selain korban tewas, gempa dengan magnitudo 7,7 itu juga melukai lebih dari 4000 orang dan membuat 400 orang hilang.
Usulan gencatan senjata diajukan oleh Pemerintah Persatuan Nasional (NUG), EAO, Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar (MNDAA), dan Tentara Pembebasan Nasional Ta'ang (TNLA).
Junta militer Myanmar sendiri diketahui melanjutkan serangan udaranya, bahkan sesaat setelah gempa terjadi.
Serangan dilakukan di sebuah desa di Kotapraja Nawnghkio, Negara Bagian Shan yang menewaskan tujuh anggota Tentara Pembebasan Rakyat Danu dan tiga warga sipil.
Sementara di wilayah Sagaing, penduduk melaporkan pasukan rezim mengebom desa-desa menggunakan paramotor.
Serangan demi serangan terus dilancarkan oleh junta militer hingga Senin kemarin.
(TribunVideo.com)
Baca: Hamas Diklaim Setujui Gencatan Senjata Tahap 2 Mulai Lebaran: 50 Hari dengan Pembebasan 5 Sandera
#gempa #myanmar #junta #militer
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.