Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Jumlah korban tewas akibat serangan Amerika Serikat (AS) di Yaman bertambah menjadi 53 orang.
Penambahan korban ini menyusul perintah dari Pentagon untuk terus menyerang Houthi sampai operasi di Laut Merah dihentikan.
Baca: Rangkuman Konflik Timur Tengah: Houthi Mobilisasi 1 Juta Orang usai Diserang AS, Israel Siaga Tinggi
Dalam wawancara bersama Fox News pada Minggu (16/3/2025), Kepala Pentagon Pete Hegseth menyebut Laut Merah sebagai jalur perdagangan yang penting.
Serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi perairan tersebut otomatis akan mengganggu perdagangan global.
"Begitu Houthi mengatakan kami akan berhenti menembaki kapal Anda, kami akan berhenti menembaki pesawat nirawak Anda," ujar Hegseth.
Hegseth menuduh Iran sebagai dalang di balik tindakan Houthi dan meminta Teheran untuk berhenti memberikan dukungan.
"Di jalur air yang penting itu, untuk membuka kembali kebebasan navigasi, yang merupakan kepentingan nasional utama Amerika Serikat," imbuh dia.
Baca: Kapal Induk AS USS Harry Truman yang Bertenaga Nuklir Diserang 18 Rudal Houthi 2 Kali dalam 24 Jam
Sementara itu, Houthi melaporkan ada 47 serangan yang diluncurkan AS di Yaman dalam beberapa jam terakhir.
Sebagai pembalasan, kelompok Yaman meluncurkan 18 rudal dan 1 drone untuk menargetkan kapal induk AS USS Harry S. Truman.
Namun, Pentagon belum berkomentar. (Tribun-Video.com)
Baca juga berita terkait di sini
# TRIBUNNEWS UPDATE # perang # Amerika Serikat # Houthi # Yaman
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.