Bakar Ban, Demo Mahasiswa Tanggapi Hasil Quick Count Berakhir Ricuh

Editor: Radifan Setiawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUN-VIDEO.COM, MENTENG - Respon hasil penghitungan cepat, demo mahasiswa di Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat berakhir ricuh.

Kericuhan terjadi lantaran para mahasiswa membakar sebuah ban bekas di tengah Jalan Pangeran Diponegoro, tepatnya di depan LBH Jakarta saat menjalankan aksinya.

Pihak kepolisian yang tampak sudah berjaga di sekitar lokasi pun langsung berusaha memadamkan api.

Aksi saling dorong pun sempat terjadi saat mahasiswa berusaha menghalangi aparat yang ingin memadamkan api tersebut.

Pantauan di lokasi, aksi tarik-menarik antara mahasiswa dan petugas kepolisian tak terhindarkan.

Namun, akhirnya petugas kepolisian berhasil memadamkan api tersebut.

Sontak hal ini membuat kecewa mahasiswa yang sedang menjalankan aksi, mereka pun berusaha kembali menyulut api.

Namun, usaha mereka sia-sia lantara sejumlah petugas kepolisian dengan sigap mencegah aksi tersebut.

Tak terima dengan perlakuan polisi, sejumlah mahasiswa terlihat melakukan perlawanan.

Mereka tampak mendorong polisi yang ingin membubarkan aksi tersebut.

Polisi pun sempat kewalahan lantaran kalah jumlah personel. Namun, tak lama berselang datang sejumlah polisi dan beberapa anggota TNI lainnya ke lokasi kejadian.

Para mahasiswa itu pun berhasil dipukul mundur dan dibubarkan oleh anggota kepolisian.

Menurut salah seorang peserta demo, Safarudin, aksi ini merupakan bentuk kekecewaan para mahasiswa terhadap elit politik yang kerap menyebarkan infomasi hoaks melalui media sosial.

Terlebih, pascapemilu banyak elit politik yang mengklaim kemenangan berdasarkan hasil hitung cepat atau quick count, padahal Komisi Pemilihan Umum (KPU) sendiri belum mengeluarkan hasil resmi pemungutan suara.

"Kami mengecam isu hoaks yang dimainkan oleh elit politik di media sosial. Pihak satu mengklaim benar dan satunya menyatakan dirinya menang, padah real count dari KPU belum keluar," ucapnya kepada wartawan, Kamis (18/4/2019).

Ia pun menilai, para elit politik sengaja melakukan hal tersebut untuk membuat keonaran dan memecah belah bangsa.

"Kami menilai ini propaganda yang dilakukan elit politik untuk memecah belah bangsa," ujarnya. (*)

 

ARTIKEL POPULER:

Cak Nun Tegaskan Pilihlah Presiden Itu seperti Memilih Suami atau Istri

Benarkah Mie Ayam Tugu Lilin Pajang Solo Pakai Pesugihan Pocong? Yuk Mampir ke Warungnya

Naik Mobil yang Dikira Uber Pesanannya, Seorang Wanita Tewas Dibunuh & Dibuang oleh Sopir

 

<iframe width="520" height="292" src="https://www.youtube.com/embed/4SEBCDCS8VI" frameborder="0" scrolling="no" allowfullscreen></iframe>
Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda