Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Di tahun 1745. Pakubuwono II, seorang raja dari Kerajaan Mataram Islam, memutuskan untuk mendirikan sebuah kota yang kelak akan menjadi pusat kebudayaan dan pemerintahan yang penting di Pulau Jawa.
Ya, itulah awal mula dari kota yang kemudian dikenal dengan nama Surakarta atau lebih akrab disebut Solo. Mulai dari sana, Solo menjadi pusat segala aktivitas kehidupan, termasuk ekonomi dan perdagangan.
Sejak zaman dahulu, pasar tradisional telah menjadi jantung perekonomian di berbagai kota di Indonesia. Dan Solo bukanlah pengecualian.
Pasar-pasar tradisional di sini bukan hanya tempat untuk jual beli barang, tapi juga menjadi pusat pertemuan antara penjual dan pembeli dari berbagai penjuru.
Bayangkan ramainya, suara tawar-menawar, aroma rempah-rempah yang khas, dan warna-warni kain yang menjajakan keindahan.
Tepat di tahun 1834, Pakubuwono VII, sang raja saat itu, memberi cikal bakal bagi salah satu pasar ikonik yang akan melegenda yaitu Pasar Gede Solo.
Terletak di tengah-tengah kota, pasar ini tak hanya sekadar tempat jual beli biasa. Ini adalah nadi kehidupan ekonomi bagi masyarakat Solo dan sekitarnya.
Sejak pertama berdiri, Pasar Gede Solo telah menjadi magnet bagi perdagangan yang ramai dan menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga Solo.
Artikel ini telah tayang di Tribuntribunsolowiki.com dengan judul Sejarah Pasar Gede Solo, Tempat Jual Beli Tertua di Surakarta
Program: Local Experience
Editor Video: yohanes anton kurniawan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.