Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror Polri dibentuk pada 20 Juli 2003 silam.
Pembentukan desatemen khusus ini berkaca dari maraknya teror bom pada 2001.
Salah satunya adalah Bom Bali yang didalangi teroris kelas kakap.
Densus 88 dibentuk setelah diterbitkannya Keputusan Kapolri yang saat itu dipimpin oleh Jenderal Dai Bachtiar.
Baca: Kilas Peristiwa: Tragedi Tolikara kala Jemaah yang Salat Idul Fitri Dibakar, Dilarang Pakai Hijab
Baca: Bocor Detik-detik Penyerangan Jet Tempur Israel ke Yaman hingga Bakar Gudang Minyak dan Pelabuhan
Anggota Densus 88 memiliki keahlian serta berpengalaman dalam strategi dan taktik terhadap tindak pidana terorisme.
Dai Bachtiar kala itu merasa bahwa perlu dibentuk detasemen khusus anti teror.
Kala itu, Densus 88 terdiri dari pilar intelijen, analisis, serse dan penindak.
Polri mengandalkan Sat 1 Gegana Korps Brimob yang memang memiliki kemampuan melawan teror untuk menjadi anggota tim ini.
Baca: Reaksi Rusia seusai Joe Biden Mundur dari Pilpres AS, Komitmen akan Menang Perang dengan Ukraina
Namun siapa sangka, detasemen ini pernah ditolak AS.
Amerika Serikat berkeberatan dengan rencana pelibatan Brimob.
Alasannya, Brimob dituding banyak melakukan pelanggaran HAM di Papua, Aceh, dan Timor Timur. (Tribun-Video.com)
# Kilas Peristiwa # 2003 # Densus 88 # Indonesia # konflik # Amerika Serikat (AS)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.