TRIBUN--VIDEO.COM, SINGARAJA - Air mata mengalir dari pipi Wayan Kasih (48).
Ia tak kuasa menahan kesedihan saat melihat jasad adiknya, Ketut Budi Kace (33), bersama istrinya, Luh Sentiani (27), serta dua anaknya, Putu Rikasih (9) dan Kadek Sutama (5).
Satu keluarga meninggal dalam insiden tanah longsor pada Selasa (29/1) sekitar pukul 04.00 Wita.
Bencana tanah longsor ini terjadi di Banjar Dinas Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng.
Satu keluarga yang terdiri dari empat jiwa ini tewas di tempat.
Keluarga malang ini tak sempat menyelamatkan diri. Saat musibah terjadi, mereka sedang tertidur pulas.
Keempat korban pun ditemukan saling berpelukan di atas kasur.
Dari pantauan di rumah duka, Selasa pagi, Kasih terlihat beberapa kali membuka kain yang menutupi jenazah adiknya, Ketut Kace, serta istri dan anak-anaknya.
Ia membersihkan sisa-sisa tanah yang masih melekat di wajah almarhum.
Kepada awak media, Kasih mengaku sempat diselimuti kecemasan sebelum peristiwa nahas ini.
Senin (28/1) malam, wanita yang tinggal di Dusun Kayuambua, Desa Tiga, Kecamatan Susut, Bangli, tiba-tiba dihinggapi perasaan waswas akan keselamatan adik kedelapannya itu.
"Sejak Senin malam wilayah Bangli juga diguyur hujan lebat. Sempat muncul perasaan khawatir, karena adik saya ini tinggal di lereng gunung"
"Ternyata, Selasa pagi saya mendapatkan kabar dari keluarga kalau Ketut Kace meninggal kena longsor,” ucap Kasih lirih.
Ia juga mengaku ada yang berbeda dari sikap Ketut Kace akhir-akhir ini.
“Selama sekitar sebulan ini adik saya agak beda. Dia sering menanyakan kabar saya. Biasanya dia cuek," imbuhnya sembari mengusap air matanya. (*)
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Wayan Kasih Ungkap Firasat & Prilaku Berbeda Ketut Kace Sebelum Musibah Terjadi: Sebulan Ini
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.