Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Pihak Pemerintah Israel membantah terlibat dalam kematian Presiden Iran Ebrahim Raisi, menyusul jatuhnya helikopter yang dia dan rombongannya tumpangi pada Minggu (19/5/2024) malam.
“Itu bukan kami,” kata pejabat Israel itu, dikutip Senin (20/5/2024).
Menurut pejabat itu, satu-satunya potensi masalah adalah siapa yang akan menjadi suksesor Presiden Iran.
Salah satu kemungkinannya adalah kembalinya Mahmoud Ahmadinejad, yang merupakan Presiden keenam Iran, serta dianggap musuh berbahaya Israel.
Hubungan Iran dan Israel memang terus memburuk, khususnya setelah serangan yang dilakukan negara Zionis itu ke Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Di antara para tokoh yang pernah maupun sedang menjabat sebagai presiden atau pemimpin negara, Mahmoud Ahmadinejad dikenal sebagai salah satu yang paling merakyat.
Baca: Tak Berduka, Warga Iran Malah Rayakan Tewasnya Presiden Raisi: Nyalakan Kembang Api & Bagikan Permen
Ahmadinejad kerap digambarkan dalam gaya hidupnya yang sangat sederhana, bahkan pernah diberitakan mengenakan jas yang sobek.
Mahmoud Ahmadinejad lahir dengan nama Mahmoud Saborjhian pada 28 Oktober 1956 di desa Aradan, dekat Garmsar, Iran.
Dia adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Ayahnya, Ahmad Saborjhian, adalah seorang pandai besi.
Saat keluarganya pindah dari Aradan ke Teheran pada 1957, Ahmad mengganti nama keluarganya menjadi Ahmadinejad.
Ahmadinejad menghabiskan masa kecil dan remajanya di Teheran, kemudian melanjutkan pendidikan tingginya mempelajari teknik sipil di Universitas Sains dan Teknologi Iran (IUST) pada 1976.
Baca: Bongkar 6 Fakta Insiden Jatuhnya Helikopter Presiden Iran Ebrahim Raisi, Kabut Tebal Jadi Penghalang
Sebagai mahasiswa, Ahmadinejad termasuk pemuda yang aktif berorganisasi.
Dia bahkan menjadi salah satu penggerak aksi demonstrasi selama berlangsungnya Revolusi Iran pada 1978-1979.
Ahmadinejad juga bergabung dengan kelompok milisi bentukan Ayatollah Ruhollah Khomeini, Korps Garda Revolusi Islam Iran. Dia bahkan turut dalam Perang Irak Iran (1980-1988).
Setelah menyelesaikan masa tugasnya di kelompok milisi, pada 1986, Ahmadinejad melanjutkan pendidikan di IUST dan meraih gelar doktor untuk teknik dan perencanaan transportasi.
Pada 1989, dia bergabung dengan IUST dan menjadi salah satu pengajar di kampus tersebut.
Ahmadinejad mulai mengabdi di pemerintahan setelah dia ditunjuk sebagai gubernur di kota Maku dan Khoy, di Provinsi Azerbaijan Barat.
Pada 1993, dia dipercaya menjadi penasihat di kementerian kebudayaan dan pendidikan tinggi.
Ahmadinejad kemudian ditunjuk menjadi gubernur untuk Provinsi Ardabil, yang baru dibentuk.
Baca: Presiden Iran Tewas dalam Kecelakaan Helikopter, Menlu Iran & Sejumlah Pejabat juga Kehilangan Nyawa
Dia menjabat hingga 1997 dan setelahnya kembali menjadi pengajar di IUST.
Ahmadinejad membantu berdirinya partai Pengembang Islam Iran yang mengedepankan agenda populis dan ingin menyatukan faksi konservatif.
Pada 2005, Ahmadinejad mencalonkan diri dalam pemilihan presiden dengan dukungan penuh dari para pemimpin konservatif.
Dia melakukan pendekatan yang merakyat dan berjanji untuk mengatasi kemiskinan dan ketidakadilan sosial di Iran, serta memberantas korupsi.
Pada 2011, terjadi konfrontasi antara Ahmadinejad dengan pemimpin tertinggi, Khamenei, yang diduga dipicu pemecatan menteri intelijen yang merupakan sekutu Khamenei.
Konflik tersebut berkembang menjadi perebutan dukungan publik antara Ahmadinejad dengan Khamenei.
Pada Maret 2012, dia dipanggil Badan Legislatif Iran yang mempertanyakan kebijakan dan perselisihannya dengan pemimpin tertinggi.
Pemanggilan presiden yang menjabat oleh Majelis Iran menjadi yang pertama kali terjadi, memicu dugaan akan menurunnya dukungan politik terhadap Ahmadinejad.
(*)
# iran # Mahmoud Ahmadinejad # Presiden Iran # Ebrahim Raesi # Iran vs Israel # Helikopter Iran
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.