TRIBUN-VIDEO.COM - Terungkap alasan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu nekat menyerang Rafah.
Netanyahu menegaskan, negaranya bukanlah budak Amerika Serikat (AS).
Baru-baru ini, percakapan PM Netanyahu dengan seorang pejabat Israel terungkap ke punblik.
Netanyahu mengaku kesal karena AS berhenti mengirim bom berdaya ledak tinggi.
Baca: Rangkuman Israel-Hamas: Kapal Perang Belanda ke Jakarta usai Lawan Houthi, RI Murka Indomie Diinjak
Diketahui, pekan lalu Presiden AS, Joe Biden memutuskan untuk menghentikan pengiriman bom setidaknya 1.800 bom dengan bobot 2.000 pon (907 kilogram) per bom.
Selain itu, ada juga 1.700 bom dengan bobot 500 pon (226 kilogram) per bom.
Merespons hal itu, Netanyahu hanya mengatakan Israel siap berjuang sendiri tanpa bantuan bom berdaya ledak tinggi dari AS.
"Kita bukanlah negara yang diperbudak oleh Amerika Serikat," kata Netanyahu dalam pertemuan pemerintah Israel pekan lalu yang terungkap baru-baru ini, seperti dilaporkan Walla, Kamis (16/5/2024).
Baca: PM Israel Netanyahu Tegaskan Tak Ada Bencana Kemanusiaan di Rafah: Tak Pernah Terjadi
Dalam pertemuan itu, Netanyahu dan penasihatnya sekaligus Menteri Urusan Strategis Israel, Ron Dermer terkejut dengan keputusan Biden.
Netanyahu dengan tegas menolak permintaan dan tekanan AS untuk tidak menyerang Rafah.
Dirinya meyakini, Joe Biden tak akan berani menjatuhkan sanksi ke negaranya meski menyerang Rafah.
Netanyahu mengatakan, Israel siap melakukan apa pun untuk mempertahankan diri.
"Ketika ada hal-hal yang mengancam keberadaan kami, kami akan melakukan apa pun yang diperlukan," katanya dalam pertemuan pemerintah internal Israel pekan lalu, seperti diberitakan Sharq Press.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Alasan Israel Ngeyel Tetap Serang Rafah, Netanyahu: Kami Bukan Budak AS,
Host: Tini Afshin
VP: Ulung
# bom # Amerika Serikat # Israel # bantuan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.