TRIBUN-VIDEO.COM - Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo menyebut proses pemeriksaan empat kantong jenazah berisi tulang yang diduga korban Lion Air JT 610 registrasi PK LQP akan memakan waktu lama.
Kesulitan terbesar adalah karena tulang tersebut sudah terendam lama di dalam air laut yakni sejak 29 Oktober 2018.
"(Kesulitan) yang besar karena ini lama. Sudah terendam lama di dalam laut," kata Edy di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (15/1/2019).
Saat terendam di laut, otomatis tulang-tulang tersebut banyak terkontaminasi sehingga berpotensi merusak DNA.
"Karena umur sudah terlalu lama sehingga mungkin sel-sel yang ada di dalam tulang banyak yang sudah mati. Nanti kita ekstrasi lebih lanjut," jelasnya.
Pihaknya juga nantinya akan melakukan pencocokan dengan data antemortem para korban Lion Air JT 610 registrasi PK LQP untuk memastikan data korban apakah sesuai.
"Ya karena ini kita kan bukan proses DVI atau bukan kita belum tahu, tapi yang pasti pengirim Lion Air nanti mungkin akan pencocokan dengan data antemortem. Pihak Lion Air yang operasi kemarin tapi kalau ini ternyata bukan, ya nanti kita tindak lanjuti dengan laporan-laporan ke pihak yang berwajib," tutup Edy.
Sebelumnya, pihak Rumah Sakit Polri Kramatjati menerima empat kantong jenazah berisi tulang belulang yang diduga merupakan korban Lion Air JT 610 registrasi PK LQP.
Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kombes Edy Purnomo mengatakan, empat kantong tersebut diserahkan oleh pihak Lion Air.
"Kami informasikan memang benar tadi malam sekitar jam 21.17 WIB RS Polri telah menerima 4 kantong yang berisi tulang belulang dari pihak Lion Air yang bersamaan dengan penemuan CVR (Cockpit Voice Recorder) di KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi)," ujar Edy.
Lion Air PK LQP terjatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10/2018) pagi. Pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang itu mengangkut 189 orang. Yakni 181 merupakan penumpang yang terdiri atas 124 laki-laki, 54 perempuan, satu anak-anak, dan dua bayi.
Sementara itu, tujuh orang sisanya merupakan pilot, kopilot, dan lima awak kabin. Selama 24 hari masa pencarian, hanya 125 jasad korban yang berhasil diidentifikasi. Sedangkan 64 korban tak teridentifikasi lantaran tidak ditemukan jasadnya atau bagian tubuh saat proses pencarian dan evakuasi berlangsung.
Pada peristiwa kecelakaan ini, KNKT baru menemukan FDR pada Kamis (1/11/2018) lalu. Sedangkan, CVR-nya baru ditemukan pada Senin (14/1/2019). (Kompas / Ryana Aryadita Umasugi).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lama Terendam di Laut, Tulang Diduga Korban Lion Air Tak Mudah Diidentifikasi"
ARTIKEL POPULER
Baca: Tanggapan Mahfud MD terkait Makam yang Dipindahkan karena Beda Pilihan Politik
Baca: Jelang Sepekan Tenggat Waktu Petinggi PKS Bayar Denda Rp30 Miliar
Baca: Tolak Sistem 65 Persen, Driver Grab Bike Mogok Massal di Monumen Mandala
TONTON JUGA:
<iframe src="https://www.youtube.com/embed/Q6HhuRy3h-k" width="360" height="360" scrolling="no" frameborder="0"></iframe>
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.