TRIBUN-VIDEO.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu tak gentar melakukan perlawanan menyerang berbagai wilayah di Jalur Gaza Selatan, khususnya Rafah.
Dalam pernyataanya pada Kamis (7/3/2024), Netanyahu menekankan, jika tidak melakukan hal tersebut berarti kekalahan Israel melawan kelompok Hamas.
Meskipun berjanji untuk meminimalkan korban sipil di Gaza, ia lagi-lagi menuduh Hamas sengaja menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia dalam menghadapi tentara Israel.
Hamas membantah tudingan tersebut, dan menuduh balik Israel menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia dalam serangannya terhadap wilayah Palestina.
Di sisi lain, Israel juga diduga kuat akan memperluas serangan melawan Hizbullah di Lebanon.
Baca: AS Berencana Bangun Dermaga di Lahan Gaza untuk Kirim Bantuan Kemanusiaan, Ajak Israel Koordinasi
Baca: Detik-detik Pesawat Hercules Simulasi Terjunkan Bantuan untuk Gaza Lewat Udara di Lanud Iswajudi
Hal itu diketahui dari surat kabar Israel Channel 13 yang mengatakan Kepala Staf IDF Herzi Halevy menyiapkan rencana operasidarat baru di Lebanon.
Sebelumnya, surat kabar Lebanon Al-Akhbar, yang dekat dengan Hizbullah, melaporkan Israel memberi tahu negara-negara Eropa tentang batas waktu negosiasi dengan Hizbullah sebelum meluncurkan operasi darat.
Israel memberi kesempatan untuk menyelesaikan ketegangan dengan Hizbullah melalui negosiasi hingga 15 Maret 2024.
Jika lewat dari batas waktu tersebut, maka Israel akan siap untuk meningkatkan operasi militer untuk perang skala penuh melawan Hizbullah.
Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naeem Qassem, menegaskan tuntutan Hizbullah untuk menghentikan ketegangan tetap sama yaitu harus ada gencatan senjata terlebih dahulu di Jalur Gaza.
Ia mengungkapkan Hizbullah tidak takut dengan ancaman tersebut.
(Tribun-video.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.