Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Serangan mematikan yang dilakukan Israel ke Rafah memicu ketakutan dan kesedihan bagi warga yang mengungsi di selatan Gaza.
Said al-Hams, 26, di kamp pengungsi Rafah menyatakan, pihaknya kerap mendengar ledakan di Gaza.
Adapun serangan tersebut sebelumnya tak ada pemberitahuan.
Said mengungkapkan, imbas serangan tersebut keponakannya yang lahir pada 40 hari yang lalu dinyatakan tewas.
Sementara itu, ibu mereka mengalami luka-luka.
Lusinan serangan Israel menghantam Rafah, tempat sekitar 1,4 juta orang mencari perlindungan selama empat bulan perang antara Israel dan militan Hamas.
Sebagai informasi, kamp pengungsi tersebut terletak di jantung kota Rafah.
Baca: Korban Tewas Capai 100 Orang Lebih, Pejabat Uni Eropa Desak AS Setop Pasok Senjata ke Israel
Yakni, tempat banyak orang berkumpul setelah mengikuti perintah Israel untuk meninggalkan wilayah lain di Gaza.
Meskipun ada kekhawatiran internasional mengenai kemungkinan invasi darat ke kota tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (12/2)
berjanji bahwa “tekanan militer yang berkelanjutan” merupakan satu-satunya cara untuk membebaskan semua sandera.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menjanjikan memberikan “perjalanan yang aman” bagi puluhan ribu warga Palestina yang keluar dari kota Rafah paling selatan di Gaza.
Hal itu akan dilakukannya menjelang rencana serangan darat Israel terhadap militan Hamas.
Benjamin Netanyahu mengklaim bahwa para pejabat Israel tengah menyusun rencana tersebut secara rinci.
Hal tersebut diumumkan, menyusul rencana Netanyahu untuk memerintahkan pasukan Israel menyerang empat batalion Hamas di Rafah.
Bersamaan dengan hal itu, Netanyahu menegaskan, bahwa kemenangan tidak dapat dicapai atas militan di Gaza tanpa mengusir mereka dari kota tersebut ke Mesir. berbatasan.
"Kami akan melakukannya. Kami akan melakukannya sambil memberikan jalan yang aman bagi penduduk sipil sehingga mereka dapat pergi."
Terkait dengan niatan Netanyahu, kritikus internasional terhadap PM Israel itu menyatakan kekhawatirannya terhadap kemungkinan serangan darat Israel.
Mengingat, lebih dari separuh dari 2,3 juta penduduk Gaza berjejalan mengungsi di ujung selatan wilayah tersebut.
Sementara itu, beberapa pejabat dunia menyatakan keprihatinannya secara mendalam perihal rencana perang Israel di Rafah dan janji keselamatan bagi warga Palestina.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut, akan ada risiko terjadi "tragedi besar" apabila Pasukan Pertahanan Israel memperluas serangan mereka ke Rafah.
“Kami tidak akan mendukung pemindahan paksa dengan cara apa pun, yang melanggar hukum internasional,” kata juru bicara Guterres kepada wartawan hari Jumat tentang kemungkinan evakuasi di Rafah.
Hal senada juga disampaikan oleh Kementerian luar negeri Arab Saudi pada Sabtu (10/2/2024).
Yakni, Arab Saudi memperingatkan akan ada dampak yang sangat serius dari penyerbuan dan penargetan di Rafah.
Selain itu, Arab Saudi juga menyerukan pertemuan mendesak Dewan Keamanan PBB.(Tribun-Video.com/france24.com)
Artikel ini telah tayang di france24.com dengan judul 'Neraka jatuh': Ketakutan dan kesedihan di Rafah setelah serangan mematikan Israel
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.