TRIBUN-VIDEO.COM - Warga Israel yang pernah disandera oleh Hamas mengungkap pengakuannya.
Mantan sandera itu menyebut, bahwa ketakutan terbesar mereka bukan Hamas melainkan rudal Israel.
Tiga bulan telah berlalu sejak operasi Badai al-Aqsa diluncurkan pada (7/10/2023).
Serangan dilakukan sebagai tanggapan atas pelanggaran hak asasi manusia dan serangan terhadap Masjid Al-Aqsa yang dilakukan Israel.
Hingga saat ini militer Israel masih melancarkan serangan udara dan darat yang intens di Jalur Gaza.
Setelah kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran sandera, kini pengakuan dari sandera-sandera yang dibebaskan pun mulai bermunculan di berbagai media.
Dikutip dari Anadolu Ajansi, salah satu sandera yang ditawan oleh Hamas mengatakan bahwa helikopter Israel terus menembaki mereka saat mereka berada di Gaza.
Baca: Israel Tutupi Kekalahan dari Hamas! Sembunyikan Jumlah Tentara Sekarat, Data Kemenkes Dibantah
Baca: Hamas Klarifikasi soal Serangan 7 Oktober, Minta Maaf jika Akibatkan Warga Israel Tewas
Para sandera juga mengungkapkan kemarahan kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Salah seorang sandera wanita mengaku, Hamas tak memperlakukan mereka dengan buruk.
Sebaliknya, helikopter Israel terus menembaki persembunyian mereka hingga akhirnya para sandera dialihkan ke luar.
Pengakuan lain, disebutkan kondisi tempat penawanan sangatlah sulit.
Saat itu mereka berada di dalam terowongam namun para tahanan takut yang membunuh mereka justru Israel bukan Hamas.
“Lalu selanjutnya, mereka [Israel] akan mengatakan bahwa Hamas telah membunuh kami. Itu sebabnya kami sangat mendesak pertukaran tahanan dimulai sesegera mungkin dan semua orang bisa kembali ke rumah mereka," kata seorang sandera yang dibebaskan, sambil menyerukan gencatan senjata kepada Netanyahu.
(Tribun-Video.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.