Kelompok Hak Asasi Manusia: Pemadaman Listrik di Gaza Jangan Digunakan Jadi 'Senjata Perang'

Editor: Restu Riyawan

Reporter: Adila Ulfa Muna Risna

Video Production: Rania Amalia Achsanty

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM- Dilaporkan Jalur Gaza kembali mengalami pemadaman listrik dan koneksi internet putus selama seminggu.

Hal itu dibenarkan oleh direktur kebijakan dan advokasi kelompok tersebut untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Marwa Fatafta.

Marwa Fatafta mengatakan, pemadaman telekomunikasi selama seminggu di Jalur Gaza telah menjadi “masalah hidup dan mati” dan harus segera diakhiri.

Menurut Marwa tak masuk akal apabila mempermainkan konektivitas di tengah kekerasan yang terjadi di Gaza.

“Tidak masuk akal untuk mempermainkan konektivitas di tengah kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya dan penderitaan manusia yang tak terbayangkan,” Marwa Fatafta, direktur kebijakan dan advokasi kelompok tersebut untuk Timur Tengah dan Afrika Utara, mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

“Pemblokiran internet tidak boleh digunakan sebagai senjata perang. Access Now terus menyerukan gencatan senjata fisik dan digital segera serta pemulihan penuh layanan telekomunikasi di Jalur Gaza.”

Penyedia layanan internet Palestina, Paltel, melaporkan, hilangnya seluruh layanan telekomunikasi di Gaza karena agresi yang sedang berlangsung pada Jumat (12/1/2024).

Baca: Sudah Seminggu, Relawan Indonesia di Gaza Tak Bisa Dihubungi, MER-C Minta Doa Masyarakat

Bersamaan dengan hal itu, Data Cloudflare Radar mengkonfirmasi penurunan lalu lintas secara drastis.

Pengawas NetBlocks, yang memantau keamanan siber dan tata kelola internet emnyatakan, bahwa gangguan itu i merupakan pemadaman telekomunikasi kesembilan dan terpanjang sejak awal konflik dengan Israel.

“Gangguan ini merupakan pemadaman telekomunikasi kesembilan dan terpanjang sejak awal konflik dengan Israel,” katanya di platform media sosial X.

Dilaporkan, penutupan internet telah menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan ke 2,3 juta penduduk Gaza, yang 85 persen di antaranya merupakan pengungsi internal.

Pemadaman listrik juga mempersulit pendokumentasian dan berbagi informasi tentang apa yang terjadi di wilayah Palestina yang terkepung.

Sejak awal perang mencuat pada Sabtu (7/10/2203), lalu lintas internet di Jalur Gaza telah mengalami beberapa kali pemadaman dan penutupan.

Kru perbaikan mengalami kesulitan mencapai lokasi yang rusak selama pemboman besar-besaran Israel.

Bahkan, pernah mengambil risiko pribadi yang signifikan untuk memulihkan sambungan.

Dilaporkan, pemadaman listrik terjadi saat Israel melakukan pemboman dahsyat di Gaza yang menewaskan sedikitnya 24.620.

Menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas, sekira 70 persen korban di antaranya merupakan perempuan dan anak-anak.

Sementara itu, sekira 61.504 orang lainnya mengalami luka - luka.

Lantaran perang yang tak kunjung usai, Israel mendapat tekanan internasional yang semakin besar untuk menerapkan gencatan senjata di Gaza.

Mengingat, banyak warga sipil Palestina yang tewas dan menderita di Gaza.

(Tribun-Video.com/aljazeera.com)

Artikel ini telah tayang di aljazeera.com dengan judul "Pemadaman listrik di Gaza tidak boleh digunakan sebagai 'senjata perang': kelompok hak asasi manusia"

Sumber: Tribun Video
   #Gaza   #pemadaman listrik   #Israel
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda