TRIBUN-VIDEO.COM - Menteri Luar Negeri Jerman, Annalena Baerbock mengungkapkan bahwa Berlin tidak akan lagi memblokir penjualan jet Eurofighter ke Arab Saudi.
Dengan demikian, kesepakatan pembelian 48 jet Eurofighter yang ditandatangani oleh Putra Mahkota Saudi, Mohammed bin Salman di London dapat dilanjutkan.
Lebih lanjut, Annalena Baerbock juga mengatakan bahwa Arab Saudi telah menjadi kontributor utama bagi keamanan Israel.
Yang bahkan hingga saat ini membantu membendung risiko konflik regional.
“Arab Saudi adalah kontributor utama bagi keamanan Israel, bahkan hingga saat ini, dan membantu membendung risiko kebakaran regional,” kata Baerbock, dilansir Al Jazeera.
Ia pun mengatakan Jerman bersyukur terkait fakta bahwa Arab Saudi sekarang mencegat rudal yang ditembakkan oleh Houthi ke Israel.
“Fakta bahwa Arab Saudi sekarang mencegat rudal yang ditembakkan oleh Houthi ke Israel menggarisbawahi hal ini, dan kami bersyukur untuk itu,” tambahnya, menggambarkan peran ini sebagai “rahasia umum”.
Baerbock juga mencatat bahwa Arab Saudi dan Israel “belum meninggalkan kebijakan normalisasi mereka”.
Baca: 30 Roket Hantam Pangkalan Militer AS di Timur Suriah, Balas Serangan Perbatasan Al Qaim-Al Bukamal
Sebelumnya diketahui, Jerman berhenti menjual senjata ke Arab Saudi setelah pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi pada tahun 2018 di konsulat Saudi di Istanbul.
Jerman, Inggris, Italia dan Spanyol bersama-sama membangun jet Eurofighter dan masing-masing dapat memveto kesepakatan.
Kanselir Jerman, Olaf Scholz telah menolak tekanan untuk membuka blokir pengiriman Eurofighters ke Arab Saudi.
Mitra koalisinya, Partai Hijau, dengan tegas menentang langkah tersebut, dengan alasan masalah hak asasi manusia dan peran Arab Saudi dalam perang Yaman.
“Kami tidak melihat pemerintah Jerman menentang pertimbangan Inggris untuk menambah lebih banyak Eurofighters untuk Arab Saudi,” kata Baerbock, seorang politisi Partai Hijau, kepada wartawan dalam perjalanan ke Israel.
“Dunia, khususnya di Timur Tengah, telah menjadi tempat yang sangat berbeda sejak 7 Oktober,” katanya, mengacu pada tanggal ketika kelompok militan Palestina Hamas menyerang Israel.
Seperti diketahui, Arab Saudi telah menjadi tuan rumah bagi banyak aktivitas diplomatik sebelum perang Israel-Palestina meletus.
Beberapa diplomat juga mengatakan kerajaan itu berada di titik puncak untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Adapun, dalam wawancara dengan Fox News yang disiarkan pada bulan September 2023, Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman menyatakan bahwa kedua negara semakin dekat dengan kesepakatan "setiap hari".
Kemudian, Riyadh juga dikabarkan telah mempublikasikan upaya diplomatiknya sebagai upaya “untuk menghentikan eskalasi” perang Israel-Palestina.
Namun, masyarakat di dunia Muslim kecewa dengan Arab Saudi dan ketidakmampuan para pemimpin Arab menghentikan perang Israel di Gaza.
Meski kerajaan ini menganut sistem monarki, opini publik berperan dalam pengambilan keputusan para pemimpin Arab, menurut para analis.
Sebuah survei pada bulan Desember 2023, yang dilakukan oleh Washington Institute for Near Eastern Affairs, sebuah wadah pemikir pro-Israel yang berbasis di Washington, menemukan bahwa 96 persen warga negara Saudi percaya bahwa negara-negara Arab harus memutuskan hubungan dengan Israel.
Hal itu disebut sebagai respons terhadap perang di Gaza dan bahwa popularitas Hamas telah meningkat secara signifikan di tengah serangan militer Israel.
Survei tersebut juga menyoroti kemarahan besar-besaran di dunia Arab atas serangan militer Israel di Gaza.
Yang mana, juga menemukan kemungkinan bahwa 87 persen warga Saudi percaya "Israel sangat lemah dan terpecah secara internal sehingga mereka bisa dikalahkan suatu hari nanti".(Tribun-Video.com/middleeasteye.net)
Artikel ini telah tayang di middleeasteye.net dengan judul Germany rewards Saudi Arabia for its 'constructive' Israel stance by lifting arms export ban
# Annalena Baerbock # Israel # Arab Saudi # Jet Eurofighter
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.