Kepung RS Al-Awda di Jalur Gaza Utara, Penembak Jitu Israel Tembak Mati Wanita yang Jadi Staf Medis

Editor: Restu Riyawan

Reporter: Ninaagustina

Video Production: yohanes anton kurniawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Rumah sakit Al-Awda di Jalur Gaza Utara dikepung oleh tentara Israel (IDF) dalam beberapa hari terakhir.

Tidak hanya itu, dilansir dari media Anadolu Agency pada Jumat (22/12/2023), penembak jitu Israel juga menargetkan staf medis yang bekerja di RS Al-Awda, dikutip dari Anadolu.

Salah seorang wanita yang merupakan staf medis di RS Al-Awda meninggal dunia akibat tembakan penembak jitu Israel .

Adapun, sebelumnya, Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan IDF telah mengubah RS Al-Awda menjadi 'barak militer'.

Selama pengepungan, IDF menahan 240 warga Palestina yang berada di RS Al-Awda.

Di antaranya, 80 staf medis, 40 pasien dan 120 pengungsi di dalam rumah sakit, dikutip dari Anadolu Ajensi.

Juru bicara Kementerian Ashraf Al-Qudra mengatkan IDF telah menangkap 6 staf rumah sakit.

Adapun 2 di antaranya adalah direktur rumah sakit, Ahmed Muhanna dan seorang pasien.

Ahmed Muhanna ditahan IDF pada tanggal 17 Desember 2023.

Sesaat sebelum penangkapannya, Dr. Muhanna mengirim pesan baru ke jaringan kontak Al Awda dan mengatakan tidak tahu sampai kapan berada di pengepungan tersebut.

"Tidak ada yang bisa bergerak di rumah sakit karena penembak jitu Israel . Situasi di rumah sakit sangat buruk," katanya, dikutip dari Peoples Dispatch.

Ia lalu mengatakan, pengepungan tersebut membuat mereka tidak mendapatkan air, makanan hingga obat-obatan.

"Kami mempunyai 38 pasien, beberapa di antaranya kekurangan obat. Kami tidak punya oksigen dan hanya ada sedikit bahan bakar untuk generator kecil. Kami memiliki makanan untuk 2 hingga 3 hari paling lama. Situasinya kritis," katanya.

Sementara itu, Asosiasi Kesehatan dan Komunitas Al Awda dan Gerakan Kesehatan Rakyat (PHM) telah meluncurkan kampanye yang menyerukan pembebasan Dr. Ahmed Muhanna.

PHM juga menyerukan diakhirinya serangan Israel terhadap pekerja kesehatan di Palestina , dan memperingatkan bahwa 'penargetan yang disengaja terhadap sistem layanan kesehatan oleh Israel adalah kejahatan perang yang terang-terangan'.

Adapun, Direktur Rumah Sakit Al-Awda di Jabalya menjadi juru bicara tidak resmi bagi petugas kesehatan di Palestina sejak Israel memulai serangan terbarunya pada tanggal 7 Oktober.

Sejak awal perang Israel di Gaza , Dr. Muhanna terus menjalin kontak dengan organisasi regional dan internasional, berbagi laporan situasi untuk menggambarkan keadaan rumah sakit yang mengerikan di Jalur Gaza .

Tidak hanya itu, Dr. Muhanna juga merupakan salah satu petugas kesehatan yang menolak meninggalkan rumah sakit setelah menerima perintah evakuasi dari pendudukan Israel pada fase awal perang.

Sebagai informasi, Israel telah membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, melakukan pengepungan, dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan pada (7/10) lalu.

Hingga saat ini, sebanyak 20.057 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 53.320 lainnya terluka dalam serangan gencar Israel .

(Tribun-Video.com/aa.com.tr)

Artikel ini telah tayang di aa.com.tr dengan judul Israel i snipers kill woman working in Al-Awda Hospital in northern Gaza Strip,
https://www.aa.com.tr/en/middle-east/israeli-snipers-kill-woman-working-in-al-awda-hospital-in-northern-gaza-strip/3089511

Host: Nina Agustina
VP: Yohanes Anton

#israel #gaza #palestine

Sumber: Tribunnews.com
   #Gaza   #Israel   #Palestina
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda