TRIBUN-VIDEO.COM - Sejumlah negara telah mengecam Israel atas penembakan di gereja yang menewaskan dua perempuan Kristen Palestina.
Namun, Amerika Serikat (AS) dan Inggris menunjukkan sikap berbeda ketika menanggapi peristiwa tersebut.
Keduanya tidak mengecam Israel dan hanya menyampaikan rasa prihatin.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengaku prihatin atas penembakan di gereja yang dilakukan tentara Israel.
Ia mengakui bahwa perang di Gaza telah menelan banyak korban jiwa.
Namun, Kirby berdalih bahwa AS sudah mendesak Israel untuk melindungi warga sipil.
"Kami telah menyampaikan keprihatinan kami mengenai insiden khusus ini kepada pemerintah Israel," kata Kirby, dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (19/12).
Baca: Tembakan Tank Ramah Zionis Melukai Seorang Tentara Wanita Israel, IDF Akui Pelanggaran Konstitusi
Baca: Warga Israel Bongkar Kejahatan Tentara Zionis dan Bela Hamas, Ngamuk Ibunya Terbunuh Ditembak IDF
Sementara Inggris menggambarkan penembakan di gereja Gaza sebagai insiden mengerikan.
Juru bicara pemerintah Inggris menyebut bahwa Israel harus bisa melindungi warga sipil.
"Laporan mengenai warga sipil yang mengungsi di gereja di Gaza terbunuh dan terluka sungguh mengerikan," kata pemerintah Inggris.
Adapun korban penembakan tentara Israel adalah ibu dan anak bernama Nahida dan Samar.
Keduanya ditembak mati di halaman gereja Katolik di Gaza pada Sabtu (16/12).
Patriarkat Latin Yerussalem menekankan tidak ada peringatan sebelum penembakan dimulai.
Selain Nahida dan Samara, sejumlah orang juga menjadi korban penembakan tentara Israel.
Namun mereka hanya mengalami luka saat mencoba melindungi orang lain.
(Tribun-Video.com)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.