Analisa Israel seusai Sebulan Perang: Misi IDF Tak Jelas, Beit Hanoun Hancur, Hamas Belum Melemah

Editor: Aditya Wisnu Wardana

Video Production: Elvera Kumalasari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Seorang analis militer Israel memberikan gambaran perkembangan situasi sebulan setelah pecahnya perang antara militer Israel, IDF, dengan milisi Hamas, di Gaza, Palestina.

Perang pecah setelah Hamas melancarkan serangan menembus pagar perbatasan Israel pada 7 Oktober 2023 silam.

Analis militer di surat kabar Haaretz Israel, Amos Harel, menyebut, kepemimpinan Hamas terus mempertahankan kendali atas Jalur Gaza meski IDF sudah melancarkan serangan sengit terhadap Jalur Gaza yang terkepung selama sebulan.

Harel menjelaskan, tentara Israel menggunakan “taktik pembelahan” untuk membagi Gaza menjadi dua bagian dalam serangan daratnya ke dalam Gaza.

Dalam taktik itu, pasukan Israel bergerak maju secara perlahan dan metodis, disertai dengan sejumlah besar bombardemen dari artileri darat dan udara.

Namun, bertentangan dengan pernyataan tentara Israel, Harel mengatakan satu di antara kelemahan IDF yang ada adalah ketidakmampuan tentara Israel membunuh banyak pejuang Brigade Al-Qassam dalam pertempuran darat.

Baca: Israel Menyasar Sistem Panel Surya di Rumah Sakit Al-Shifa Gaza, Departemen Utama RS Terancam

Hal ini menjelaskan kabar yang menyebut kalau para perwira IDF yakin bahwa laporan sudah terbunuhnya ratusan pejuang Hamas berstatus “tidak cukup dikonfirmasi”.

“Kesulitannya terletak, antara lain, dalam mendefinisikan misi tersebut, karena pemerintah dan tentara Israel menggambarkan misi tersebut sebagai penghancuran kekuasaan Hamas dan merampas kemampuan militernya. Namun, ini adalah tujuan yang jalannya sama sekali tidak jelas… [tentara Israel ] Komandan dan pasukan cadangan yang berpartisipasi dalam operasi sebelumnya di Gaza mengatakan tidak ada perbandingan antara tingkat keparahan kehancuran kali ini dan apa yang mereka saksikan dalam pertempuran sebelumnya,” tambahnya.

Harel mengatakan di Beit Hanoun di Jalur Gaza timur laut, tempat pasukan cadangan Israel beroperasi, seluruh lingkungan telah diratakan seluruhnya selama pertempuran.

Dia mencatat kalau tentara Israel benar-benar berada dalam keadaan perang, dan tidak hanya melakukan operasi serangan terbatas.

Menurut Harel, pejuang perlawanan Palestina bergantung pada jaringan terowongan pertahanannya, di mana mereka mengirimkan pejuangnya melalui celah untuk meluncurkan rudal anti-tank, dan menyebarkan alat peledak di dekat kendaraan lapis baja tentara Israel.

Baca: Iron Dome Israel Gagal Lagi Halau Tembakan Hamas, Tel Aviv dan Ashdod Dibombardir Roket Al-Qassam

“Hamas juga menggunakan drone penyerang, yang mungkin menimbulkan beberapa masalah. Tentara Israel telah mengerahkan pasukan dalam jumlah besar ke Jalur Gaza utara dan memindahkan sejumlah besar kendaraan lapis baja. Hal ini, dalam perang melawan pasukan gerilya yang bersembunyi di bawah tanah, memberikan musuh banyak sasaran,” katanya.

Dia menunjukkan bahwa “saat ini, meskipun ada tekanan yang dilakukan oleh tentara Israel, tidak ada dampak signifikan yang jelas terhadap kepemimpinan dan kendali Hamas, yang masih beroperasi.”

Pada tanggal 29 Oktober, tentara pendudukan Israel memulai agresi darat di Gaza, dan sejak itu 29 tentara tewas dan sedikitnya 260 lainnya terluka, menurut angka Israel.

Selama sebulan, tentara Israel telah melancarkan agresi dahsyat terhadap Gaza, menewaskan 9.770 warga Palestina, termasuk 4.800 anak-anak dan 2.550 wanita, serta melukai lebih dari 24.000 lainnya.

Sementara itu, sebanyak 151 warga Palestina telah terbunuh di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober dan 2.080 orang ditangkap.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Sebulan Perang Gaza, Analis Israel: Misi IDF Tak Jelas, Beit Hanoun Rata Tanah, Hamas Tetap Berkuasa


# Konflik Palestina Vs Israel # Serangan Israel # Jalur Gaza # Tentara Hamas # Israel Defense Forces (IDF)

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda