TRIBUN-VIDEO.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) kembali mengerahkan kapal induknya ke Laut Mediterania Timur.
Pengerahan kapal induk kedua ini guna mencegah Iran dan Hizbullah ikut dalam pertempuran antara Israel lawan Hamas di Palestina.
Seorang pejabat terkait mengatakan kapal induk ini tidak dimaksudkan untuk ikut bertempur di Gaza atau mengambil bagian dalam operasi Israel.
Kehadiran dua kapal Angkatan Laut paling kuat itu disinyalir hanya untuk mengirimkan peringatan terhadap Iran dan sekutunya di wilayah tersebut seperti Hizbullah di Lebanon.
Baca: Suriah Murka Bandara Terbesarnya Diserang Israel, Kecam Pasukan Zionis yang Bertindak Brutal
Kapal induk pertama, USS Gerald R. Ford telah tiba di lepas pantai Israel awal pekan ini.
Kini, kapal induk USS Dwight D. Eisenhower yang dikerahkan pada Jumat dari Norfolk, Virginia, tengah menuju ke Mediterania Timur.
Kapal induk Eisenhower mulanya akan bergerak menuju Komando Amerika di Eropa.
Namun, para pejabat AS mengatakan bahwa kapal tersebut sekarang akan menuju perairan dekat Israel.
Seorang pejabat mengatakan, masih belum jelas berapa lama Ford bakal bertahan di wilayah tersebut setelah kelompok penyerang kapal induk Eisenhower tiba.
Eisenhower bakal disertai oleh sebuah kapal penjelajah berpeluru kendali dan dua kapal perusak berpeluru kendali, menurut Angkatan Laut.
Baca: Soal Serangan ke Israel, Presiden Abbas: Tindakan Hamas Tidak Mewakili Rakyat Palestina
Pihak pemerintahan Biden mengklaim kapal induk beserta pasukan pendampingnya berada di sana bukan untuk terlibat dalam aktivitas tempur atas nama Israel.
Melainkan, untuk mencegah pihak lain memasuki konflik, termasuk Hizbullah.
"Tidak ada niat atau rencana untuk menempatkan pasukan Amerika di Israel," ujar John Kirby, koordinator komunikasi strategis Dewan Keamanan Nasional, pada hari Kamis.
Selain itu, Unit Ekspedisi Marinir ke-26, sedang melakukan persiapan jika mereka diperintahkan lebih dekat ke Israel untuk memperkuat postur pasukan AS di sana.
Unit yang saat ini berada di kapal serbu amfibi USS Bataan itu terdiri dari lebih dari 2.000 Marinir dan pelaut dan akan mampu mendukung evakuasi skala besar.
Salah satu tugas misi penting untuk Unit Ekspedisi Marinir, yakni operasi evakuasi dan bantuan kemanusiaan.
Para pejabat pertahanan sudah berulang kali mengatakan dalam beberapa hari terakhir bahwa AS dapat mengirimkan pasukan dan aset tambahan ke wilayah tersebut secepat yang diperlukan, ketika Israel terus berperang melawan kelompok Hamas.
Baca: Bela Hamas, Iran dan Negara Kawasan Ancam Serang Israel jika Perang Tidak Segera Dihentikan
Militer Israel (Israel Defense Forces/IDF) juga sudah mengultimatum tenggat waktu enam jam bagi warga sipil di Gaza untuk segera mengungsi.
Batas waktu tersebut telah berakhir pada Sabtu petang, pukul 16.00 waktu setempat (sekitar pukul 20.00 WIB).
IDF kini dilaporkan tengah mempersiapkan operasi skala besar secara serentak ke Gaza, Palestina.
Mengutip siaran langsung Aljazeera dan pemberitaan Jerusalem Post, militer Israel mengaku sedang mempersiapkan operasi sekaligus dari udara, laut, dan darat.
Pasukan IDF sudah bersiap komplet dengan alutsista di luar perbatasan Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pun sudah mengunjungi prajuritnya yang berada di luar Jalur Gaza.
Ia menegaskan untuk mempersiapkan "fase selanjutnya."
Diketahui, perang antara Israel dan milisi kelompok Hamas di Gaza, Palestina meletus sejak 7 Oktober 2023.
Kementerian Kesehatan Palestina mengungkap setidaknya ada 2.269 warga tewas, dan lebih dari 9.800-an terluka akibat serangan Israel baik di Jalur Gaza maupun Tepi Barat. ((Tribun-Video.com/TimesofIsrael.com)
Host : Mei Sada Sirait
Video Editor : Latif
# Amerika Serikat # Hamas # Israel # Palestina
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.