Dokter Muda Ibnu Hantoro Jadi Korban Lion Air PK-LQP, Sang Anak: Kok Nama Papi Disebut Terus

Editor: Radifan Setiawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUN-VIDEO.COM, SUKMAJAYA - Arisa (4) menanyakan perihal keberadaan sejumlah karangan bunga ucapan dukacita bertuliskan nama ayahnya, Ibnu Hantoro (33) yang jadi korban kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP.

Slamet, ayah Ibnu menuturkan anak pertama dokter spesialis penyakit dalam itu bertanya karena masih baru belajar membaca.

"Anak pertamanya nanya, kok nama papi disebut-sebut terus. Dia baru bisa belajar membaca, makanya pas lihat karangan bunga depan rumah dia bertanya," kata Slamet di Sukmajaya, Depok, Rabu (07/11/2018).

Dia menuturkan, jenazah Ibnu berhasil diidentifikasi Tim Disaster Victim Identification (DVI) menggunakan hasil DNA yang diambil darinya.

Kini pihak keluarga masih menunggu kedatangan jenazah Ibnu yang rencananya dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur selepas salat Zuhur.

"Berhasil diidentifikasi pakai DNA, kemarin pas di RS Polri DNA saya diambil. Sekarang jenazah dalam perjalanan dari RS Polri ke rumah. Rencananya dimakamkan di TPU Pondok Ranggon habis salat Zuhur," ujarnya.

Mengenai kondisi istri Ibnu, Helda Aprilia (31), Slamet menyebut menantunya sudah mulai dapat mengikhlaskan kepergian Ibnu dan selalu memanjatkan doa agar Ibnu diberikan tempat terbaik di akhirat.

Baca: Alasan RS Polri Belum Bisa Identifikasi 2 Jenazah Bayi Korban Lion Air JT610

Sebelum jasad Ibnu berhasil diidentifikasi, perempuan yang juga merupakan dokter Rehab Medik di RS Pasar Rebo itu dirundung duka lantaran belum mengetahui nasib suaminya.

"Sebelum berhasil diidentifikasi istrinya sedih, saya bilang doakan saja yang terbaik. Sekarang setelah berhasil diidentifikasi istrinya masih terus berdoa dan mengaji, sekarang istrinya ada," tuturnya.

Sebagai informasi, Ibnu merupakan satu korban kecelakaan pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada Senin (29/10/2018) lalu.

Pada Jumat (26/10/2018) sore Ibnu pulang ke rumah orangtuanya di Komplek Pelni Kelurahan Baktijaya, Sukmajaya, Depok untuk menemui keluarga sekaligus mengikuti tes CPNS.

Almarhum terbang ke Pangkalpinang untuk melanjutkan masa pengabdian wajib kerja dokter spesialis di RSUD Koba Bangka Belitung selama satu tahun.

Sebelum bertugas di RSUD Koba Bangka Tengah, Bangka Belitung, ia bekerja di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta Barat.

Ibnu meninggalkan dua anak, yakni Arisa dan Fatih (1).

Jasadnya merupakan satu dari 17 jasad yang berhasil diidentifikasi Tim DVI pada Selasa (06/11/2018). (*)

 

TONTON JUGA:

<iframe src="https://www.youtube.com/embed/uMUfDKDo3jQ" width="520" height="292" scrolling="no" frameborder="0"></iframe>

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda