TRIBUN-VIDEO.COM - Perjanjian New York disebut-sebut menjadi sumber kekisruhan di tanah Papua.
Diprakarsai Amerika Serikat pada 1962, Perjanjian New York mengatur pemindahan kekuasaan atas Papua Barat dari Belanda ke Indonesia.
Perjanjian New York ditandatangani pada 15 Agustus 1962 antara Republik Indonesia dengan pemerintah Belanda dengan difasilitasi oleh Amerika Serikat.
Perjanjian tersebut dinilai tidak menguntungkan warga Papua.
Perjanjian New York ini kemudian yang dinilai jadi pangkal penyebab Papua jadi bagian Indonesia hingga kini.
Sementara sejumlah kalangan di Papua ingin agar bumi cenderawasih berdiri sebagai negara sendiri.
Ternyata Perjanjian New York itu digelar mendadak.
Sebab sehari sebelum perjanjian ditandatangani, Indonesia mendesak Belanda agar menyerahkan Papua.
Pada Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag saat pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda , disebutkan bahwa masalah ini akan diselesaikan dalam tempo satu tahun sejak KMB.
Dalam KMB, Belanda mengakui Indonesia sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
Belanda mengakui wilayah Indonesia kecuali Irian Barat atau Papua bagian barat.
Daerah tersebut akan tetap dikelola oleh Belanda .
Soal Papua akan dibahas kembali satu tahun kemudian.
Namun hingga tahun 1961 belum ada pembahasan apapun.
Sukarno kemudian membentuk Komando Mandala pada 2 Januari 1962 sebagai tindak lanjut dari Operasi Trikora (Tri Komando Rakyat).
Komando Mandala dibentuk untuk membebaskan Papua dari Belanda dengan operasi militer.
Amerika Serikat takut apabila Uni Soviet semakin ikut campur soal Papua Barat.
AS pun mendesak Belanda mengadakan perundingan dengan Indonesia.
Diskusi pun dimulai.
Delegasi Indonesia dipimpin Adam Malik dan Belanda Dr Van Roijen.
Sementara E Bunker dari AS menjadi perantaranya.
Tanggal 15 Agustus 1962, disepakatilah Perjanjian New York yang berisi penyerahan Papua bagian barat dari Belanda melalui pemerintah sementara PBB yaitu United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA).
Perjanjian New York ini pula yang jadi landasan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969 digelar.
Tanggal 1 Mei 1963 Papua bagian barat kembali ke Indonesia.
Kedudukan Papua bagian barat menjadi lebih pasti setelah diadakan Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) tahun 1969.
Rakyat Papua bagian barat memilih tetap masuk menjadi bagian RI.
Pelaksanaan Pepera ditempuh melalui tiga tahap.
Tahap pertama, dimulai pada tanggal 24 Maret 1969, berupa konsultasi dengan dewan kabupaten di Jayapura mengenai tata cara penyelenggaraan Pepera.
Tahap kedua, yaitu pemilihan anggota Dewan Musyawarah Pepera yang berakhir pada bulan Juni 1969.
Kemudian tahap ketiga, adalah pelaksanaan Pepera yang dilakukan di kabupaten-kabupaten mulai tanggal 14 Juli dan berakhir pada tanggal 4 Agustus 1969.
Dalam Perjanjian New York , referendum harus digelar dengan mekanisme satu orang satu suara atau one man one vote.
Artinya, setiap penduduk Papua memiliki suara untuk menentukan pilihannya.
Namun mekanisme Pepera ini dipermasalahkan.
Tokoh Papua, Socratez Sofyan Yoman mengatakan Pepera tidak sesuai dengan kehendak Perjanjian New York karena mekanisme one man one vote tidak diterapkan.
Kala itu, total penduduk Papua sekitar 800 ribu jiwa.
Namun, hanya 1.025 yang terlibat musyawarah untuk menentukan nasib Papua selanjutnya, merdeka atau menjadi bagian dari Indonesia.(*)
# Perjanjian New York # Kisruh # tanah papua # Belanda # Republik Indonesia # Konferensi Meja Bundar # Irian Barat
Perjanjian New York Penyebab Kisruh di Tanah Papua, Penyerahan Wilayah Papua oleh Belanda ke RI
Editor: Dyah Ayu Ambarwati
Reporter: sara dita
Video Production: Ika Vidya Lestari
Sumber: Tribun Video
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.