MUI Mengungkap Fakta Baru Ponpes Al-Zaytun, Terafiliasi Gerakan NII

Editor: Sigit Ariyanto

Cameraman: Restu Riyawan

Video Production: Erwin Joko Prasetyo

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat menyatakan Pondok Pesantren Al Zaytun terafiliasi gerakan Negara Islam Indonesia (NII).

Hal ini berdasarkan, laporan hasil penelitian yang dilakukan MUI di tahun 2002.

Dikutip dari Kompas.com pada Kamis (22/6/2023), Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Bidang Hukum dan HAM MUI Pusat Ichsan Abdullah memberikan penjelasan saat ditemui di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu kemarin.

Ia menegaskan, sudah sangat jelas dan valid hasil penelitian MUI menunjukkan Al-Zaytun terindikasi atau terafiliasi dengan gerakan NII.

"Hasil penelitian MUI sudah jelas bahwa itu (Al Zaytun) terindikasi atau terafiliasi dengan gerakan NII. Sudah sangat jelas," ujar Ichsan saat ditemui di Kantor Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Rabu (21/6/2023).

Ichsan mengatakan, afiliasi tersebut bisa dilihat dari pola rekrutmen yang dilakukan Al-Zaytun.

Baik dari segi penghimpunan maupun penarikan dana yang dilakukan ke anggota dan masyarakat.

Ia menandaskan, penelitian MUI pada 11 tahun yang lalu tak terbantahkan.

Dengan begitu, terjadi penyimpangan dalam paham keagamaan di dalam tubuh Al-Zaytun.

"Tidak terbantahkan, artinya penelitian MUI tahun 2002 itu sangat valid, dia (Al Zaytun) adalah penyimpangan dalam paham keagamaan, kemudian dari paham kenegaraan dia terafiliasi dengan gerakan NII," tutur dia.

Ichsan juga menilai, pemerintah wajib mengambil tindakan terkait penyimpangan termasuk paham kenegaraan Al Zaytun.

Ia menyebut pemerintah dan MUI sangat ideal dalam rangka membenahi kembali Al Zaytun.

Hal ini agar tidak lagi terpapar sebagai bibit radikal yang menjadi menjadi ancaman sewaktu-waktu bagi negara.

"Maka pemerintah dan MUI sangat ideal dalam rangka membenahi kembali Al Zaytun agar tidak lagi terpapar sebagai bibit radikal yang menjadi bom waktu bagi negara nanti," ujar Ichsan.

Hal ini senada dengan MUI Jawa Barat sebelumnya.

Sekretaris MUI Jabar, Rafani Ahyar mengatakan sudah banyak pernyataan kontroversial yang dikeluarkan oleh pimpinan ponpes Al-Zaytun.

Hingga memancing emosi umat muslim.

Termasuk mereka mengucapkan assalamualaikum memakai salam Yahudi.

"Soal ucapan salam, misalnya. Mereka mengucapkan assalamualaikum pakai salam Yahudi," ujar Rafani.

Terkait ibadah haji, Panji Gumilang juga kerap menyebut, tidak perlu ke Makkah karena Indonesia juga Tanah Suci.

"Nah, ini ujung-ujungnya nanti dia membolehkan haji di sini. Itu kan sudah menyimpang," katanya.

Penyimpangan lainnya adalah soal bercampurnya jemaah laki-laki dan jemaah perempuan.

Hal ini tampak dalam pelaksanaan salat Idulfitri di Al Zaytun.

Rafani berharap, polemik di pondok pesantren Indramayu dapat segera berakhir.

Diharapkan pula Panji Gumilang selaku pimpinan pondok untuk segera berhenti memberikan keterangan yang kontroversial.

Terlebih, berdasar pengamatannya, Rafani menuturkan, kontroversi di Al-Zaytun sudah mengarah pada kesesatan.

"Kalau terkait dengan kriteria kesesatan sudah banyak yang menyimpang lah sebetulnya," kata Rafani seraya mengungkap bahwa MUI Pusat juga tengah membentuk tim khusus untuk menyelesaikan permasalahan Al Zaytun ini.

Sementara itu, pendiri Negara Islam Indonesia (NII) Crisis Center sekaligus mantan pengurus Ponpes Al Zaytun, Ken Setiawan membeberkan kesaksiannya.

Hal ini ia sampaikan seusai kegiatan Silaturahmi Kebangsaan di Ponpes Hidayatuttholibiin di Desa Karanganyar, Kecamatan Pasekan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat pada Minggu (18/6/2023).

Ia menyebut pihak Ponpes melakukan gerakan politik untuk mendirikan negara di dalam negara.

Pemerintah pun diminta untuk cepat bertindak.

Menurutnya, jika pergerakan tersebut dibiarkan maka akan membahayakan keutuhan NKRI.

"Sejatinya ini adalah gerakan makar NII," ujar dia.

Ken Setiawan menerangkan, MUI dan Kemenag sebenarnya sudah mengetahui perihal gerakan tersebut.

Kedua lembaga itu bahkan sudah melakukan penelitian yang sejak lama.

Ia pun lantas meminta kepada MUI dan Kemenag untuk membuka hasil penelitian tersebut kepada publik.

Sehingga fatwa untuk NII dan Al-Zaytun segera dikeluarkan.

Desakan Ken ini disampaikan karena Al Zaytun sudah sangat membahayakan.

"Sehingga fatwa untuk NII dan Al-Zaytun segera dikeluarkan. Ini sudah sangat membahayakan," ujar dia.

Ia berujar, NII di sana mengkolaborasikan ajaran Islam bugis dan kelembagaan kerasulan.

Dari awal terbentuk Ponpes setempat memang sudah mengajarkan makar dan kebencian.

Namun, di permukaan, mereka seolah-olah toleran.

"Dia menggabungkan beberapa agama menjadi satu lalu menggunakan logika akal," ujar dia.

(Tribun-Video.com/ Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul MUI: Pondok Pesantren Al Zaytun Terafiliasi NII

HOST: BIMA MAULANA
VP: ERWIN JOKO P

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda