Nyaris jadi Korban Penembakan di Kantor MUI, Kini Satpam Kantor MUI Lolos Jadi Petugas Haji 2023

Editor: Bintang Nur Rahman

Video Production: Rahmat Gilang Maulana

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA – Lolos menjadi petugas haji 2023 adalah takdir sekaligus panggilan Tuhan bagi Syahrul Effendi.

Personel satuan pengamanan (satpam) Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Pejaten, Jakarta Selatan ini, selamat dari insiden penembakan, Selasa (2/5/2023) tiga pekan lalu, justru karena lagi mempersiapkan keberangkatannya ke Tanah Suci.

"Andai siang itu (saya tak pergi suntik Meninghitis di klinik bandara, mungkin saya sampai di Mekah, Pak Haji," kata Syahrul, kepada Tribun, Sabtu (20/5/2023) sore, sesaat sebelum mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi.

Syahrul mengisahkan "takdir panggilan hajinya" di kabin kursi 28 penerbangan GA 890 dari Cengkareng Jakarta ke Jeddah, Arab Saudi.

Baca: 489 Petugas Haji Indonesia Siap Sambut Jemaah Haji Indonesia, Dirjen PHU: Jaga Nama Baik Indonesia

Pesawat inilah yang mengantar sekitar 340 anggota Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Arab Saudi 2023 ke Tanah Suci.

Di musim haji 1444 Hijriyah ini, Syahrul ditempatkan sebagai petugas layanan transportasi di Sektor III, Daerah Kerja Madinah.

"Setelah lulus tes CAT dan wawancara, di bimtek saya ditempatkan layanan Lansia. lalu dipindah ke Yanpul (layanan keberangkatan dan kepulangan jamaah), pas mau berangkat di (asrama Haji Pondok Gede) dipindah lagi ke Transportasi," ujar Syahrul yang duduk di kursi 28 H GA 890 CKG-JED.

Syahrul sudah 21 tahun menjadi satpam di kantor MUI.

"Saya sudah satpam paling senior di MUI," ujar jebolan SMP swasta di kawasan Manggarai, Jakarta itu.

Baca: Kloter Pertama Calon Haji Indonesia Bakal Diberangkatkan 24 Mei 2023, 77 Hotel Siap Jamu Jemaah

Kala Mustofa NR menyerang, menembak dan melukai satu satpam dan dua staf resepsionis kantor MUI, Syahrul lagi suntik vaksin Meningitis di klinik kantor kesehatan pelabuhan dan bandara di Jakarta.

Kamis siang sekira pukul 11.00 WIB itu, sejatinya jadi jatah shift tugasnya. Bagi Syahrul, momen itu bertepatan hari terakhir penyetoran kelengkapan dokumen perjalanan bagi calon petugas haji.

Dia mengaku, si pelaku hapal betul mukanya. Dua kali pelaku datang ke kantor MUI di kawasan Pejaten Menteng, Syahrul lah yang selalu menghalanginya untuk bertemu Ketua MUI, KH Miftachul Akhyar.

"Saya ingat dan catat, dia datang pertama 12 Desember 2022, lalu datang lagi bulan Februari 2023, membawa surat bahwa dialah Nabi terakhir yang diutus ke bumi," kenang Syahrul.

Dialah yang selalu menerima Mustofa di pos penjagaan dan resepsionis di Lobi kantor MUI.

"Dia selalu cari Pak Kiai, ketua MUI dan selalu memaksa pengurus MUI baca suratnya."

Baca: Sekira 5.000 Jemaah Haji Kloter 1 Dijadwalkan Tiba di Madinah, 77 Hotel Siap Jamu Jemaah

Mustafa dilaporkan meninggal dunia setelah insiden itu. Bukan tertembak aparat melainkan, shock akibat asma yang dideritanya.

Syahrul menceritakan, keajaiban di insiden berdarah kantor MUI. Keponakannya yang satpam terluka di dada terkena peluru air soft gun, tapi rompinya tak tembus dan tak ada bocoran peluru.

Sementara, si wanita staf respaioni, tak ada bekas peluru di baju namun terluka di dada.

"Ini mukjizat haji mungkin Pak, saya yang diincer si Mustafa gila Nabi itu, justru urus dokumen haji saat kejadian," ujar Syahrul, yang kini dipercaya mengkoordinir dua satpam muda di Kantor MUI.

Ketua Bidang Fatwa MUI, Asrorun Niam di kantor pusat MUI di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (02/05) menyebut surat sebagaimana dilaporkan sejumlah media, si pelaku meminta Ketua MUI untuk menerima klaimnya sebagai "orang yang diutus" dan mempersatukan umat Islam.

Pelaku disebut sudah beberapa kali bolak-balik ke kantor MUI dan meminta untuk bertemu Ketua MUI. Menurut Syahrul, Insiden Selasa (2/5/2023) adalah kedatangan Mustofa yang ketiga kali ke kantor MUI.

Di momen itu, jam tugas Syahrul dialihkan ke satpam lain, yang masih keponakannya di kampung Betawi belakang kantor MUI, Manggarai.

Syahrul adalah Anak Betawi asli. Dia lahir dan besar di Manggarai. Karier satpam-nya di kantor MUI dimulai dari juru parkir.

Berbekal ijazah SMP, Dia diajak paman dari ayahnya ikut bantu-bantu jadi OB, juru parkir di kantor MUI, akhir dekade 1990-an. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Syahrul Effendi, Satpam Kantor MUI yang Nyaris Tertembak Jadi Haji Abidin

VP: Rahmat Gilang Maulana

# Korban Penembakan # kantor mui # satpam # Petugas Haji

Sumber: Tribun Papua
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda