TRIBUN-VIDEO.COM - Intensitas luncuran awan panas guguran Gunung Merapi telah menurun pada Minggu (12/3/2023).
Meski begitu, suplai magma dangkal dan dalam masih terjadi sehingga kemungkinan akan terjadi rentetan awan panas berikutnya.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Badan Geologi Agus Budi Santoso mengingatkan beberapa potensi bahaya yang harus diwaspadai.
Bahaya pertama yakni banjir lahar yang dipicu hujan.
Ia menyebut, potensi itu muncul dari hulu-hulu sungai di sekitar Merapi karena endapajn awan panas yang baru maupun yang lama.
Potensi bahaya kedua yakni dari pergerakan baru kubah lava di puncak gunung.
Selain dua kubah lava yang sudah ada saat ini, yakni kubah lava barat daya dan kubah lava bagian tengah, ternyata pada sektor barat laut terjadi inflasi.
Berdasarkan analisis foto udara 13 Januari 2023 lalu, volume kubah lava barat daya terukur sebesar 1.598.700 meter kubik, lebih kecil daripada kubah tengah yang sudah tumbuh 2.267.400 meter kubik.
Dan pada erupsinya kemarin, rentetan awan panas guguran di Gunung Merapi bersumber dari longsoran kubah lava barat daya.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Alasan Status Gunung Merapi Belum Dinaikkan, Diprediksi Masih akan Luncurkan Awan Panas Guguran
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral #live #breakingnews #erupsi #merapi #merapierupsi #lava
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.