TRIBUN-VIDEO.COM - Badan Intelijen Pertahanan China (DIA) mengklaim senjata hipersoniknya lebih ungguh dibanding Rusia.
Pasalnya rudal hipersonik itu mampu menghantam pangkalan Amerika Serikat di Pasifik.
Oleh sebab itu, China terus mengembangkan senjata yang selalu digunakan Rusia untuk menyerang Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin dikritik keras oleh pihak oposisi dari Partai Demokrat Liberal Rusia.
Hal ini karena perang di Ukraina menemui jalan buntu.
Baca: Profil Komjen Pol Purn Noer Ali Ialah, Eks Kepala Badan Intelijen dan Keamanan (Kabaintelkam) Polri
Baca: Badan Intelijen Britania Raya Sebut Hacker Rusia Berusaha Serang Negara Barat yang Dukung Ukraina
Partai tersebut mendesak perdamaian dengan gencatan senjata.
Dikutip dari newsweek.com pada Sabtu (11/3/2023), Politisi dan pendiri Partai Demokrat Liberal Rusia Grigory Yavlinsky memberikan penjelasan.
Yavlinsky berujar pentingnya berdamai karena perang telah menewaskan ribuan orang.
Ia telah menyuarakan penentangannya terhadap keputusan Putin untuk menginvasi Ukraina sejak konflik dimulai Februari lalu.
Ia menggambarkan perang untuk bangsanya yang mirip dengan serangan nuklir yang dipaksakan sendiri.(*)
Baca berita terkait di sini
# intelijen # China # oposisi # Amerika Serikat
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.