TRIBUN-VIDEO.COM - Beredar di media sosial sebuah video yang menampakkan seorang pria yang enggan dievakuasi seusai erupsi Gunung Semeru, Selasa (6/12/2022).
Pria yang mengenakan pakaian berwarna krem tersebut bersikukuh untuk tinggal di sebuah bangunan.
Dalam narasi video, bangunan tersebut diduga merupakan sebuah pondok.
Dalam video yang diunggah dalam Tiktok tersebut terlihat seorang pria dengan menggunakan peci dan baju gamis putih menolak dievakuasi setelah peristiwa erupsi Gunung Semeru.
Pria tersebut terlihat membentak petugas yang hendak melakukan evakuasi.
Video tersebut dikabarkan di ambil di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang.
Petugas di lokasi berusaha untuk membujuk pria tersebut agar mau dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Namun usaha beberapa petugas di lokasi tak kunjung berhasil.
Padahal di sekitar bangunan tersebut, abu vulkanik sudah cukup tebal menutupi jalanan hingga rumah-rumah warga.
Kejadian dalam video yang viral tersebut kemudian dibenarkan oleh Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Senin (5/12/2022).
Ia membenarkan ada seorang warga yang enggan untuk dievakuasi dari rumahnya.
Namun ia kemudian meluruskan bahwa bangunan yang ada di video bukanlah sebuah madrasah diniyah seperti halnya pondok pesantren.
Bangunan itu merupakan padepokan yang berada di Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo.
Thoriq menegaskan pihaknya akan terus melakukan evakuasi untuk mengamankan warga dari bahaya erupsi Semeru. Ia meminta semua warga agar mau dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu, terjadi kembali erupsi Gunung Semeru, Selasa (6/12/2022).
Dilansir magma.esdm.go.id, pada pukul 05.02 WIB hari ini melaporkan bahwa erupsi Gunung Semeru terjadi kembali.
Erupsi dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 400 meter.
Kolom abu teramati tersebut berada di atas puncak atau kurang lebih 4.076 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati diketahui berwarna putih hingga kelabu.
Dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan dan barat daya.
Erupsi Gunung Semeru yang terjadi hari ini terekam di seismograf.
Dengan amplitudo maksimum 23mm dan durasi selama 73 detik.
Untuk mewaspadai rangkaian gempa vulkanik yang berpotensi terjadi, warga diminta untuk tetap berada di pengungsian.
Dilansir vsi.esdm.go.id, karena adanya peningkatan aktivitas pada erupsi Gunung Semeru, maka Badan Geologi mengeluarkan rekomendasi sebagai berikut:
1. Mematuhi rekomendasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
2. Tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 17 km dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga 19 km.
3. Tidak beraktivitas dalam radius 8 Km dari kawah/puncak Gunung Api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
4. Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Sat dan Kali Lanang serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
5. Agar masyarakat tidak terpancing oleh berita-berita yang tidak bertanggungjawab mengenai aktivitas Gunung Api Semeru,dan mengikuti arahan dari Instansi yang berwenang yakni Badan Geologi yang akan terus melakukan koordinasi dengan BNPB dan K/L, Pemda, dan instansi terkait lainnya. (*)
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Bentak Petugas, Pria Berpeci Menolak Dievakuasi saat Semeru Erupsi, Begini Reaksi Bupati Lumajang
Host: Firda Ananda
VP: Reza Nova
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.