TRIBUN-VIDEO.COM - Abbas Ashar (58) korban yang dibunuh anaknya sendiri dengan cara mencampurkan racun ke dalam minuman, sebelumnya sempat curhat ke saudaranya.
Tak disangka, curhatan tersebut menjadi keluh kesah terakhir ayah di Magelang, Jawa Tengah sebelum tewas dibunuh pada Senin (28/11).
Kala itu, Abbas Ashari menceritakan bahwa anak kedua, yakni DDS yang kini menjadi tersangka setiap bulannya selalu meminta uang sebesar Rp 32 juta kepadanya.
Namun, Abbas tak mengetahui perihal uang yang diminta sang anak untuk keperluan apa.
Pernyataan itu diungkapkan oleh Sukoco (69) yang merupakan kakak tertua dari Heri Riyani, yakni ibunda dari DDS.
Sukoco mengaku tak menyangka sang adik dibunuh oleh keponakannya sendiri.
Baca: Motif Dhio yang Tega Meracuni 1 Keluarga, Ngaku Terbebani hingga Sempat Akting Tolong Korban
Menurutnya, Heri Riyani merupakan pribadi yang sangat baik, ramah kepada tetangga sekitar.
"Almarhumah kesehariannya itu baik, di rumah, kepada tetangga dan keluarga juga baik," kata Sukoco.
Biasanya Sukoco kerap berkomunikasi dengan keluarga korban melalui telepon lantaran jarak lokasi mereka yang jauh.
Selama ini, keluarga korban selalu memberikan kabar dalam keadaan sehat.
"Karena saya tidak tinggal di sini, komunikasi saya bertelepon saja kadang-kadang,"
"Sehat? Sehat, ya sudah. Gitu aja."
"Tau-tau, kemarin pagi saya ditelepon sudah meninggal semua," sambungnya.
Padahal, beberapa waktu lalu Sukoco dan keluarga korban sempat melakukan syukuran bersama.
"Bahkan, sekitar dua bulan lalu kami sempat pergi bersama untuk hajatan," tambahnya.
Menurut keterangan Sukoco, sebelumnya ia juga sempat menaruh curiga kepada keponakannya itu.
Pasalnya, belakangan ini Dhio kerap membuat masalah di dalam keluarga tersebut.
"Dalam pikiran saya, waktu itu dalam hati kecil saya, juga ada sedikitlah (curiga) ke arah sana," ujar Sukoco.
Baca: Curhatan Ibu sebelum Tewas Diracun Anaknya di Magelang: Korban Habiskan Uang Rp 32 Juta Setiap Bulan
"Karena, belakangan ini disebutkannya memang ada laporan perangai dari tersangka yang tidak mengenakkan," jelasnya.
Namun, Sukoco tak mengetahui pasti terkait masalah internal keluarga itu.
"Masalah internal, DDS si pelaku itu sendiri" katanya.
Sepengetahuan Sukoco, melalui beberapa laporan yang didapatkan, keponakannya sering berbohong.
Kemudian, tersangka juga dikenal kerap menghambur-hamburkan uang.
Namun, ia tak mengetahui uang tersebut digunakan untuk apa.
"Minta duit banyak untuk arahnya digunakan apa, tidak tahu," kata Sukoco.
Diketahui, kakak tersangka, yakni Dhea Chairunnisa (25) anak sulung dari Abbas Ashar dan Heri Riyani rupanya mempunyai rencana untuk menikah.
Namun, sayangnya rencana bahagia tersebut pupus, lantaran DDS tega mencampuri racun dalam minuman yang diberikan ke kakak, ibu dan ayahnya sampai tewas.
Kabar rencana pernikahan Dhea juga dibenarkan oleh sang paman yang merupakan kakak dari ibu, yakni Agus Kustiardo (58).
Dikutip dari Serambinews.com, Agus Kustiardo mengaku membenarkan rencana pernikahan tersebut, namun ia tak mengetahui tanggalnya.
"Memang ada informasi akan menikah, tetapi belum tahu kapannya," ucap Agus.
Sementara, Kepala Desa Mertoyudan, Eko Sungkono juga mengetahui terkait kabar pernikahan tersebut, namun belum terdaftar di KUA.
"Iya, setahu saya memang akan menikah. Namun, memang kapannya belum diketahui. Belum ada juga laporan ke KUA," jelasnya.
Diketahui, Dhea merupakan wanita lulusan Universitas Muhammadiyah Magelang angkatan 2015.
Sebelumnya, wanita kelahiran 1997 tersebut pernah bekerja menjadi teller bank selama 3 tahun. (Tribun-Video.com/Serambinews.com)
Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Curhat Terakhir Ayah Sebelum Tewas Diracun Anak, Pelaku Tiap Bulan Minta Rp 32 Juta & Sering Bohong
# racun # Jawa Tengah # Magelang # DDS # dibunuh
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.