Pengamat Nilai Pengusutan Kasus Kanjuruhan Mirip Kasus Sambo, CCTV Dihapus dan Rekonstruksi Janggal

Editor: Alfin Wahyu Yulianto

Reporter: Nila

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Banyak kejanggalan ditemukan dalam tragedi Kanjuruhan yang kemudian dikaitkan dengan kasus Ferdy Sambo .

Ada dugaan bahwa CCTV di Stadion Kanjuruhan hilang dan dihapus seusai pertandingan.

Ada pula intimidasi pada para korban tragedi Kanjuruhan ini.

Adanya kejanggalan tersebut diungkapkan oleh pengamat kepolisian dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Bambang Rukminto.

Ia menilai, ada pola penanganan seperti kasus Sambo juga terjadi dalam Tragedi Kanjuruhan .

Bambang mencontohkan dalam penanganan kasus Sambo ada upaya penghapusan rekaman CCTV.

Masalah yang sama juga terjadi dalam Tragedi Kanjuruhan .

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan menemukan adanya rekaman CCTV yang juga diduga dihapus.

Kejanggalan lainnya yakni karena proses rekonstruksi digelar di Polda Jawa Timur.

Padahal, Polres Malang lebih dekat dengan stadion.

”Kejanggalan lain adalah rekonstruksi dilakukan di Polda Jatim pada Rabu (19/10/2022) ini. Kenapa tidak di Polres Malang yang dekat dengan stadion?” Papar Bambang.

Bambang lantas menjelaskan, kejanggalan terlihat di rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan yang dilakukan di Mapolda Jatim, Rabu (19/10/2022).

Padahal, rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan , dimaksudkan untuk mencari gambaran faktual bagaimana tragedi yang membuat 133 jiwa melayag itu terjadi.  

"Ada suasana atau fakta yang tak bisa digantikan dengan mengubah lokasi rekonstruksi dari Stadion Kanjuruhan ke lapangan Polda Jatim. Misalnya, arah angin dan konstruksi bangunan stadion," jelasnya.

”Rekonstruksi harusnya bisa di lokasi dan kalaupun dilakukan pemeriksaan, pun pemeriksaan tidak harus di polda, tapi di polres. Kenapa harus merepotkan saksi, korban, dan ahli waris korban. Di Polres terdekat bisa," paparnya.

Ia lantas menduga, ada intervensi atau pengondisian saksi dalam proses rekonstruksi.

"Makanya, kalau upayanya seperti itu, akhirnya persepsi publik seolah-olah polisi mengada-ada atau melakukan intervensi atau pengondisian pada saksi,” tambahnya.

Bambang menyoroti, model rekonstruksi tidak di lokasi kejadian, mirip dengan kasus dugaan pelecehan seksual dalam kasus Ferdy Sambo .

Yang mana rekonstruksi digelar di lokasi lain dan tanpa saksi.

Tersangka pun sama, yakni aparat kepolisian.

Dalam Tragedi Kanjuruhan ini mereka juga berperan sebagai pelaksana lapangan.

”Sampai sekarang polisi belum menyampaikan siapa bertanggung jawab atas tragedi itu. Itu paling penting sebenarnya. Dalam event besar pasti ada penanggung jawabnya. Baik penanggung jawab keamanan maupun event," paparnya.

"Dan, merekalah yang harus ikut bertanggung jawab selain pelaksana di lapangan yang terbukti di lapangan. Misal, kapolres dan kapolda,” sambungnya.

(Tribun-video.com)

#Kanjuruhan
#FerdySambo#Rekonstruksi
#beritaterbaru #beritaterkini #beritaviral

Sumber: Tribun Video
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda