TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin telah berubah menjadi seorang teroris.
Ia juga meminta Rusia untuk dikeluarkan dari PBB.
Dilaporkan Independent, dalam pesan virtual kepada Dewan Keamanan PBB, Selasa (28/6/2022), Zelensky mendesak PBB untuk membentuk pengadilan internasional untuk menyelidiki "aksi penjajahan Rusia di Ukraina" dan meminta pertanggungjawaban dari negara itu.
"Kita perlu bertindak segera untuk melakukan segalanya untuk membuat Rusia menghentikan pembunuhan massal," kata Zelensky.
Ia memperingatkan bahwa jika hal itu tidak dilakukan, "aktivitas teroris" Rusia akan menyebar ke negara-negara Eropa dan Asia lainnya, terutama negara-negara Baltik, Polandia, Moldova, dan Kazakhstan.
"Putin telah menjadi teroris," katanya.
"Aksi teroris setiap hari, tanpa akhir pekan."
"Setiap hari mereka bekerja sebagai teroris."
Soal desakan penggulingan Rusia dari 193 anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, Zelensky mengutip Pasal 6 Piagam PBB.
Baca: Rusia Penuhi Undangan Indonesia Hadiri KTT G20 di Bali, Ajudan Vladimur Putin Ucapkan Terima Kasih!
Pasal itu menyatakan bahwa seorang anggota yang terus-menerus melanggar prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam itu dapat dikeluarkan dari organisasi oleh Majelis Umum atas rekomendasi dari Dewan Keamanan.
Namun, pengeluaran Rusia, hampir tidak mungkin.
Rusia adalah anggota tetap dewan keamanan PBB.
Sebagai anggota dewan tetap, Rusia akan selalu menggunakan hak vetonya untuk memblokir segala upaya untuk menggulingkannya.
Ukraina menghubungi dewan PBB setelah peningkatan serangan Rusia baru-baru ini.
Serangan itu termasuk serangan udara di pusat perbelanjaan yang ramai di pusat kota Kremenchuk, Senin.
Zelensky menyebut serangan itu menewaskan sedikitnya 18 orang dan melukai 30 lainnya.
Puluhan orang hilang dan potongan tubuh telah ditemukan termasuk tangan dan kaki, katanya, menambahkan bahwa sayangnya mungkin ada lebih banyak korban.
Pemimpin Ukraina memulai pidatonya dengan membeberkan serangan Rusia dalam beberapa hari terakhir dan menyebutkan nama dan usia para korban.
Ia kemudian mengakhiri pidatonya dengan meminta 15 anggota Dewan Keamanan dan lainnya di ruangan itu untuk berdiri dan mengheningkan cipta untuk mengenang "puluhan ribu" anak-anak dan orang dewasa yang terbunuh dalam perang.
Semua anggota berdiri termasuk wakil duta besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky.
Baca: Potret Kereta Api Mewah yang Antar Presiden Jokowi ke Ukraina, Tampak Furnitur Emas Hiasi Ruangan
Nemun setelah itu, Polyansky memprotes kebijakan yang memberikan Zelensky kesempatan untuk berbicara di Dewan Keamanan.
Keputusan itu dibuat oleh Albania yang memegang kursi kepresidenan dewan bulan ini.
Polyansky mengatakan pidato video presiden Ukraina melanggar tradisi dewan dan praktik yang ada.
Ia menyatakan bahwa para pemimpin yang ingin berbicara dengan dewan harus hadir di ruangan itu.
"Dewan Keamanan PBB tidak boleh diubah menjadi platform untuk kampanye PR jarak jauh dari presiden Zelensky untuk mendapatkan lebih banyak senjata dari peserta di KTT NATO mulai Rabu di Madrid," kata Polyansky.
Dia juga mengklaim bahwa tidak ada serangan Rusia di pusat perbelanjaan di Kremenchuk.
Polyansky mengatakan senjata presisi Rusia menyerang hanggar di pabrik mesin Kremenchuk yang berisi senjata dan amunisi dari Amerika Serikat dan Eropa yang ditujukan untuk pasukan Ukraina di Donbass timur.
Pusat perbelanjaan berlokasi agak jauh tetapi ledakan amunisi menciptakan api yang kemudian menyebar ke pusat perbelanjaan, menurut Polyansky.
Ia mengatakan kepada negara-negara Barat bahwa dengan memasok senjata ke Ukraina, mereka memperpanjang waktu ketika para pemimpin Ukraina akan duduk di meja perundingan dengan posisi yang realistis daripada dengan pidato-pidato.
"Kami memulai operasi militer khusus untuk menghentikan penembakan Donbass oleh Ukraina dan agar wilayah negara ini, yang telah berubah menjadi anti-Rusia atas perintah sejumlah negara Barat, serta kepemimpinan nasionalisnya, tidak lagi menjadi ancaman bagi Rusia atau penduduk di selatan dan tenggara Ukraina,” katanya.
"Dan sampai tujuan itu tercapai, operasi kami akan terus berlanjut."
Wakil duta besar AS Richard Mills, seperti banyak duta besar Barat lainnya, menuduh Rusia menghancurkan pusat perbelanjaan itu.
Ia mengatakan serangan itu cocok dengan pola yang kejam, di mana militer Rusia membunuh warga sipil dan menghancurkan infrastruktur sipil di Ukraina.
Mills menekankan bahwa ada banyak bukti yang tersedia untuk umum bahwa Rusia, dan hanya Rusia yang bertanggung jawab atas serangan itu dan lainnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Presiden Ukraina Sebut Putin Sudah Menjadi Teroris, Minta Rusia Dikeluarkan dari PBB
# Presiden Ukraina # Volodymyr Zelensky # Presiden Rusia # Vladimir Putin # teroris # PBB # Invasi
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.