Respons M Taufik Pasca Dipecat: Prabowo Kalah Pilpres di 21 Provinsi, Kok Saya Doang yang Dipecat?

Editor: fajri digit sholikhawan

Reporter: Ratu Budhi Sejati

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Politisi senior Partai Gerindra dipecat karena dinilai gagal memenangkan Ketua Umum Gerindra, Prabowo Subianto di DKI Jakarta dalam Pilpres 2019 lalu.

Terkait hal itu, M Taufik mempertanyakan alasan Mahkamah Kehormatan Partai yang dinilainya terlalu mengada-ada.

Menurutnya, Prabowo kalah Pilpres di 21 provinsi, namun hanya dirinya yang dipecat.

Diketahui saat Pilpres 2019 lalu, M Taufik menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) DKI Jakarta.

Namun Taufik menilai alasan itu tak masuk akal lantaran Pilpres 2019 berskala nasional dan Prabowo tak hanya kalah di DKI Jakarta.

"Saya minta maaf kalau apa yang saya lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi kawan itu (gagal memenangkan Prabowo). Masa karena Pilpres kalah, cuma saya doang (yang dipecat)?," ujarnya.

Sebagai informasi, Prabowo yang saat Pilpres 2019 berpasangan dengan Sandiaga Uno hanya menang di 13 provinsi, artinya Prabowo kalah di 21 provinsi.

Dikutip dari TribunJakarta.com, Rabu (8/6/2022), menurutnya mahkamah harus bisa rasional dan tak hanya memecatnya.

"Mesti rasional dong. Masa karena Pilpres kalah, terus cuma saya doang (yang dipecat)," sambung Taufik.

Baca: Gerindra Kaltim Dukung Prabowo Maju Jadi Calon Presiden 2024 agar Caleg Bisa Segera Persiapkan Diri

Gerindra juga menyebut alasan pemecatan itu karena Taufik dianggap tak loyal.

Lagi-lagi, Taufik pun mempertanyakan alasan ini dan menyebutnya terlalu mengada-ada.

"Makanya mesti ditanya ke mereka ukuran loyalitas itu apa. Baru sekarang saya tahu, saya tadi lagi santai aja, tiba-tiba ada berita dipecat," ujarnya.

Taufik menegaskan ia selalu loyal sejak bergabung bersama Gerindra pada 2008 lalu, bahkan ia sempat menjabat sebagai Ketua DPD Gerindra DKI Jakarta.

Dalam kepemimpinan Taufik, kursi Gerindra di DPRD DKI Jakarta meroket dari hanya enam kursi di tahun 2009, kini meningkat menjadi 16 kursi di 2014.

Kemudian pada pemilu 2019, perolehan suara Gerindra di DPRD DKI juga meningkat lagi menjadi 19 kursi.

Tak hanya itu, Taufik juga menjadi aktor di balik kesuksesan duet Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok pada Pilkada DKI 2012 lalu.

Kemudian, pada Pilkada 2017 lalu Taufik juga berhasil mengantarkan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno menuju kursi DKI satu.

Menurutnya, jika semua yang telah ia lakukan masih kurang sempurna, maka kesempurnaan memang hanya milik Tuhan.

Terakhir, Taufik juga dipecat lantaran dianggap tak bisa menyediakan kantor tetap bagi DPD Gerindra DKI.

Lagi-lagi Taufik menilai hal itu tak masuk akal lantaran target utama suatu partai adalah perolehan suara dan kursi, bukan kantor tetap.

Baginya, hal ini bukan soal keadilan, namun soal argumen yang dinilai Taufik mengada-ada.

"Ini bukan soal enggak adil, ini berarti mengada-ada argumennya. Partai targetnya apa? Kan targetnya kursi di DPRD, targetnya kekuasaan. Gubernur dua kali juga menanti, Wagub juga dapat," kata dia.(Tribun-Video.com/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Dinilai Gerindra Tak Loyal hingga Ada Kasus Korupsi, M Taufik: Argumennya Mengada-ada

# TRIBUNNEWS UPDATE # Pilpres # M Taufik # Partai Gerindra

Sumber: TribunJakarta
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda